Setelah Jalan Cepat.

Edisi: 17/47 / Tanggal : 2018-06-24 / Halaman : 54 / Rubrik : KSH / Penulis : Nur Alfiyah, ,


BERJALAN kadang terasa menyiksa bagi Entis Utisah, 72 tahun. Kakinya terasa
kaku dan gampang pegal meski baru sebentar melangkah. Sehari-hari nenek enam cucu ini lebih banyak duduk. Kalau pekerjaannya membereskan rumah, mencuci, dan memasak sudah kelar, Entis memilih beristirahat sambil menonton televisi. ”Sehari-hari begitu, enggak pernah olahraga,” kata warga Jagakarsa,
Jakarta Selatan, itu pada Sabtu dua pekan lalu.

Banyak orang lanjut usia hidup sedentari alias tak banyak bergerak seperti Entis. Menurut dokter Sri Mukti Suhartini, gaya hidup seperti ini membuat mereka tak bugar dan lebih cepat menua. ”Radikal bebas yang menyebabkan penuaan
meningkat,” ujarnya.

Sri berikhtiar mencari olahraga sederhana yang bisa dilakukan para lansia tersebut, yang efeknya dapat memperlambat penuaan. Ia mempresentasikan
penelitian itu dalam sidang promosi doktornya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada 5 Juni 2018. Sri berhasil menyabet gelar doktor melalui penelitian olahraga itu.

Sri meneliti efek jalan cepat selama 30 menit yang dilakukan tiga kali sepekan. Ia
melibatkan 73 lansia dalam penelitiannya. Sejumlah 37 lansia diminta melakukan jalan kaki cepat sampai denyut jantungnya mencapai 50-85 persen dari denyut jantung maksimal. Rumus denyut…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14

Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…

D
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16

Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…

C
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16

Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…