Selembar Kertas Kosong Di Venesia

Edisi: 18/47 / Tanggal : 2018-07-01 / Halaman : 48 / Rubrik : SN / Penulis : AVIANTI ARMAND, ,


DI Paviliun Indonesia, di area seluas sekitar 250 meter persegi dalam bangunan tua Arsenale di Venesia, Italia, selembar kertas raksasa tergantung dari ujung ke ujung, memotong ruang ke dalam dua bagian besar: atas yang terang-benderang dan bawah yang remang. Pada bentang itu, gravitasi terekam dalam satu lengkungan halus dan panjang, seperti sebuah isyarat yang pelan dan penuh
perhitungan. Pengunjung dapat berjalan ”menembus” ke tengah-tengah kurva
melalui celah yang ditorehkan pada kertas atau muncul di sebuah lubang, sedikit
di tepi, untuk memperoleh perspektif yang berbeda-beda dari bentang putih tersebut.

Menarik untuk mengamati bagaimana gerak pengunjung seketika melambat ketika memasuki paviliun. Bentang kertas mahalebar ini, selain mengejutkan, mensugestikan kerapuhan. Dari ruang selebar hampir 2 meter yang disediakan di salah satu sisi panjang, kita bisa menyaksikan orang-orang berkisar sekitar kertas tersebut dengan perlahan. Lembar tipis dan semi-transparan itu seperti menuntut mereka untuk berhati-hati menikmatinya.

Paviliun Indonesia mempesona dalam kesederhanaannya. Meski tidak memperoleh penghargaan resmi dari para juri Biennale Architettura 2018 La Biennale Venezia, beberapa kali ia dipilih sebagai paviliun favorit oleh terbitan-terbitan independen, seperti metropolismag.com, atribune. com, dan assemblepapers.com.au.

Pada keikutsertaan yang kedua dalam pameran…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.