Yang Pergi Dan Datang Bersama Gempa.
Edisi: 25/27 / Tanggal : 2018-08-19 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis : Abdul Latief Apriaman., ,
SAHARIAH sedang menyiapkan makan malam ketika ia merasakan bumi berguncang hebat pada Ahad malam dua pekan lalu. Meninggalkan nasi yang sedang ditanak di atas tungku, perempuan 55 tahun itu berlari secepat-cepatnya ke sawah di tepi Kampung Lendang Galuh di Desa Sigar Penjalin, Lombok Utara, sekitar 40 kilometer di utara Mataram.
Di sana, sejumlah warga Lendang Galuh sudah berkumpul dan memekikkan takbir bertalu-talu, menimpali bunyi bangunan yang ambruk dari arah kampung. Orang-orang tak bisa melihat rumah mereka rata dengan tanah. Listrik mati pukul 19.46 waktu setempat, bersamaan dengan bergoyangnya tanah oleh gempa berkekuatan 7 skala Richter.
Karena gelap, Sahariah tak segera mengetahui nasib keluarga dan saudara-saudaranya. Sepeninggal suaminya, ia tinggal di rumah bersama dua cucu dan seorang menantu. Di sawah, ia bertemu dengan kedua cucu dan menantunya, tapi tak melihat kakaknya, Salmah, 59 tahun, yang tinggal di sebelah rumahnya. Muhsin, anak Salmah, menghampiri dan menanyakan keberadaan ibunya. Tak mendapatkan jawaban, Muhsin kembali ke kampung dan menemukan sang ibu di balik reruntuhan. âââ¬ÃÂSewaktu dibawa ke sawah, napasnya masih…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?