Kampung Sunyi Di Kaki Rinjani.
Edisi: 27/47 / Tanggal : 2018-09-02 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Linda Trianita, ,
DI bawah tenda, delapan perempuan muda meriung di depan sebuah tungku yang meruapkan aroma rempah. Salah seorang dari mereka memangku piring penuh nasi. Seseorang yang lain kemudian berseru: âââ¬ÃÂSudah matang. Ayo, makan!âââ¬ÃÂ
Setelah memberi aba-aba, perempuan itu kemudian mencedok kuah dari tungku ke atas nasi. Ketujuh perempuan lain telah bersiap dengan sendok masing-masing dalam genggaman. Dari piring yang sama, mereka bergantian menyantap nasi berkuah tanpa lauk itu hingga licin.
Salah seorang dari mereka bangkit, lalu mengambil lima bungkus mi instan. Mi mentah itu kemudian ditenggelamkan di tungku berisi kuah tadi. Setelah mi matang, mereka segera melahapnya sampai tandas. âââ¬ÃÂTadi masih lapar,âââ¬Ã kata Delia, salah seorang dari mereka. âââ¬ÃÂBeginilah kami makan.âââ¬ÃÂ
Selama tiga pekan terakhir, para perempuan yang rata-rata berumur menjelang 20 tahun itu hampir selalu bersantap bersama. Setelah rumahnya di Dusun Sajang di Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, ambruk, mereka tinggal di pengungsian di lapangan kampung di desa yang menjadi gerbang ke Gunung Rinjani itu. Pada Rabu pekan lalu, saya menginap di tenda pengungsi bersama mereka.
Ada sekitar 450 orang berdiam di Posko 1…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?