Duka Anak Indonesia Di Penjara Australia.
Edisi: 29/47 / Tanggal : 2018-09-16 / Halaman : 56 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI, ,
HIDUP lebih dari setahun di penjara kriminal di luar negeri membuat Muhammad Rasid tak kuasa membuka kembali masa lalunya. Hingga kini, di usianya yang 23 tahun, pedagang martabak di Tangerang, Banten, ini belum memberi tahu istri dan anaknya tentang peristiwa gelap sembilan tahun lalu itu.
Rasid salah satu anak buah kapal yang ditangkap tentara Angkatan Laut Australia pada 2009 karena masuk ke perairan dekat Pulau Christmas secara ilegal, dengan membawa puluhan imigran gelap asal Timur Tengah. âââ¬ÃÂMasih ingat seramnya ditodong senjata,âââ¬Ã katanya, bulan lalu. Bersama pengacara dari kantor Lisa Hiariej & Partners, ia sedang menggugat pemerintah Australia karena memenjarakannya bersama tahanan dewasa.
Petugas imigrasi di Pulau Christmasâââ‰â¬Âpulau terluar Australia yang berbatasan dengan perairan Indonesiaâââ‰â¬Âtak percaya Rasid lahir tahun 1994. Dengan deteksi sinar-X, dokter pemeriksa menyatakan ia lahir tahun 1988 sehingga usianya dianggap lebih dari 18 tahun dan harus ditahan di penjara berpengamanan maksimum dengan tuduhan menyelundupkan imigran ilegal.
Saat ditangkap, Rasid tak membawa dokumen apa pun karena diajak naik kapal kayu berisi para imigran itu oleh kapten kapal ketika sedang singgah di pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara. Sejak kecil, anak yang tak bersekolah ini menjadi nelayan dan kuli angkut di pelabuhan Pulolampes, Brebes, Jawa Tengah. Ia tertarik ajakan kapten kapal berlayar ke Australia karena iming-iming upah Rp 20 juta sekali jalan.
Tiga bulan Rasid ditahan di penjara imigrasi di Pulau Christmas, lalu dipindahkan ke penjara Darwin untuk dua bulan, sebelum mendarat di penjara Silverwater di Sydney sambil menunggu vonis. Silverwater merupakan penjara maximum security tempat menghukum para pelaku kriminal Australia. âââ¬ÃÂDi penjara tiap hari saya ditawari narkotik,âââ¬Ã ujar Rasid.
Yang membuat Rasid mengalami trauma adalah perlakuan kasar para narapidana dewasa. Ia salah seorang remaja yang menghuni sel di sana. Kapten dan dua kru remaja lain asal Indonesia ditempatkan secara terpisah. Seorang tahanan berkulit hitam acap menepuk pantatnya tiap kali bertemu. Mulanya Rasid menganggap itu sebagai canda. Ia pun menanggapinya dengan tertawa.
Belakangan, tepukan itu berubah menjadi remasan. Puncaknya adalah ketika tahanan itu memelorotkan celananya ketika suasana penjara sedang sepi dan hanya ada mereka berdua. Rasid memberontak dan kabur ke aula penjara seketika. âââ¬ÃÂItu kejadian paling menakutkan,âââ¬Ã ucapnya. Ketika menceritakannya di depan sebuah sekolah tempat ia mangkal, Rasid sampai berhenti membalik martabak yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.