Butoh Tanpa Butoh.

Edisi: 30/47 / Tanggal : 2018-09-23 / Halaman : 44 / Rubrik : SN / Penulis : Seno Joko Suyono, ,


DI panggung terjadi semacam interviu. Nay Hasegawa, sutradara muda Jepang, melakukan tanya-jawab dengan Kae Ishimoto, penari butoh. Hasegawa mengorek riwayat kepenarian Ishimoto, dari saat ia mempelajari tari modern di sekolah menengah atas sampai akhirnya memilih mendalami butoh dan berkeliling dunia memberikan lokakarya tentang butoh.

“Sekarang fokusku butoh. Dalam festival butoh di Hungaria, aku pernah membuat karya berjudul WHB, kependekan dari What the Hell’s Butoh?” kata Ishimoto.

“Penari butoh cenderung mulai menari pada usia tua. Umurmu belum 40 tahun. Kamu masih dianggap muda sebagai penari butoh,” ujar Hasegawa.

Butoh adalah gerakan tari radikal yang muncul seusai Perang Dunia II di Jepang, setelah terjadi demonstrasi-demonstrasi besar mahasiswa. Secara subversif gerakan ini mempertanyakan kembali apa itu yang disebut tari. Butoh melawan segala bentuk ekspresi keindahan balet dan tari modern. Sementara gerakan-gerakan balet mengeksplorasi sisi ideal tubuh, butoh, sebaliknya, menggali dimensi-dimensi kelam atau sakit dari tubuh, bahkan insek atau binatang lain.

Estetika butoh adalah grotesque. Pengamat menyebut butoh sebagai gerakan the art of ugliness. Kazuo Ohno dan Tatsumi Hijikata adalah pelopor butoh. Keduanya berkolaborasi pada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.