Ruam-ruam Yang Mencekam

Edisi: 31/47 / Tanggal : 2018-09-30 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Raymundus Rikang, Devy Ernis, Karana W.W.


MUSTAQOWINI bergeming ketika petugas dari sekolah anaknya menyodorkan surat izin imunisasi measles-rubella yang mesti ditekennya pada akhir Agustus lalu. Alih-alih memarafnya, ia mengembalikan formulir itu ke petugas tanpa coretan apa pun. "Saya tahu serum vaksin itu mengandung babi," katanya, Rabu pekan lalu.

Perempuan 35 tahun asal Kampar, Riau, itu berkukuh tak akan membolehkan kedua anaknya divaksin meski pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia di Riau sudah mengizinkan imunisasi measles-rubella (MR) yang sempat ditunda karena belum berlabel halal. Padahal dinas kesehatan setempat sudah mendeteksi 50 kasus campak di kabupaten itu per Juni lalu.

Mustaqowini sebenarnya paham campak bisa ditangkal dengan imunisasi MR. Tapi ia malah menyalahkan pemerintah yang tak menjelaskan kehalalan vaksin MR.

Penolakan lebih keras terjadi di sejumlah daerah. Deputi II Bidang Kajian dan Pengelolaan Program Prioritas Kantor Staf Presiden, Yanuar Nugroho, menerima laporan bahwa enam petugas kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Popayato Induk, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, diancam ketika hendak melakukan vaksinasi. "Orang tua membawa parang, mengunci rumah, dan mengancam akan memotong petugas imunisasi," kata Yanuar.

Petugas imunisasi di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Selalak Selatan, Banjarmasin, mengalami intimidasi serupa. Menurut cerita Yanuar, seorang pria sembari menenteng senjata tajam mendatangi Posyandu dan mengatakan vaksin MR haram karena mengandung enzim babi. Pria tak dikenal itu juga memaksa petugas membuang semua stok vaksin dan membuat petugas itu lari terbirit-birit.

Masifnya penolakan terhadap vaksin MR menyebabkan Kementerian Kesehatan gagal mencapai target imunisasi MR tahap kedua yang diadakan di 28 provinsi di luar Pulau Jawa. Tahap pertama dilaksanakan tahun lalu di enam provinsi di Jawa. Yanuar mengatakan tingkat keberhasilan vaksinasi MR hingga awal September 2018 baru 42,98 persen dari 32 juta anak. Padahal target pemerintah hingga 95 persen. "Kejadian luar biasa campak bisa terjadi lagi," ujar Yanuar.

Angka capaian itu dibuka Yanuar dalam rapat dengan Kementerian Kesehatan dua pekan lalu. Vaksinasi di Aceh, misalnya, hanya mencapai 4,94 persen, di Riau kurang dari 20 persen, dan di daerah lain masih di bawah 30…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…