Takhta, Kuasa, Dan Motif Larangan
Edisi: 33/47 / Tanggal : 2018-10-14 / Halaman : 104 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : TIM LIPSUS, ,
KAIN bermotif parang bolodewo itu sekilas mirip batu karang yang disusun miring, membentuk semacam pedang. Peneliti batik asal Belanda, G.P. Rouffaer dan Hendrik Herman Juynboll, dalam buku Batik-Kunst in Niederlandisch-Indien und ihre Geschichte (Sejarah Seni Batik di Hindia Belanda) menyebutkan motif itu berasal dari pola bentuk pedang yang biasa dikenakan para kesatria dan penguasa saat berperang. Motif batik itu diyakini bisa melipatgandakan kekuatan dan menyimbolkan kekuasaan.
Konon, motif parang bolodewo muncul setelah Raja Mataram Sultan Agung bersemadi di pantai selatan Jawa. Gerak ombak yang menghantam karang mengilhami garis lengkung parang baladewo. Adapun komposisi miring pada motif itu melambangkan kekuasaan, kekuatan, kewibawaan, dan kecepatan gerak.
Batik parang bolodewo yang berusia lebih dari seabad itu tersimpan di Keraton Yogyakarta sebagai salah satu warisan leluhur. "Yang membatik Gusti Kanjeng Ratu Dewi," kata putri Sultan Yogyakarta Hamengku Buwono IX, Gusti Bendara Raden Ayu (GBRAy) Murdokusumo, kepada Tempo di rumahnya di Yogyakarta, medio September lalu.
Gusti Kanjeng Ratu Dewi adalah putri Sultan Hamengku Buwono VII, yang berkuasa pada 1877-1920. Menurut Murdokusumo, dulu semua anak raja seharusnya bisa menari dan membatik dengan canting. "Tapi banyak yang tidak telaten mbatik," ujar perempuan 74 tahun yang menjadi pengelola batik…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…