Icad 2018, Mengusik Yang Tak Perlu.

Edisi: 37/47 / Tanggal : 2018-11-11 / Halaman : 40 / Rubrik : SN / Penulis : Bambang Bujono., ,


ICAD tidak peduli apakah sebuah karya merupakan karya seni rupa atau “hanya” model rencana untuk, misalnya, mebel suatu ruangan di hotel. Yang hendak disuguhkan ICAD, Indonesian Contemporary Art and Design, adalah suatu kolaborasi antara seni rupa, desain, dan ruang (hotel) dengan kreatif. Makna kata terakhir itu yang tidak lazim. Maka dalam pameran ICAD bisa saja kursi yang biasanya tertata rapi di sebuah ruangan hotel ditumpuk bersusun ke atas mencapai lantai atas. Atau, seperti bisa disaksikan dalam pameran ICAD terbaru—berlangsung hingga akhir November ini—sebuah bangku duduk yang lazimnya serba lurus dibikin meliuk bak sungai. Bangku Ciliwung, begitu judul karya ini.

Sembilan tahun lalu, ICAD lahir di Hotel Grand Kemang, Jakarta. Sejak itu, tiap tahun ICAD menggelar pameran seni rupa dan desain. Pameran tahun ini (18 Oktober-30 November) merupakan perhelatan kesembilan. Karena itu, bisa dikatakan ruang untuk memajang, menggantung karya yang dipamerkan, pada dasarnya tak berubah. Misalnya di ruangan depan Hotel Grand Kemang akan selalu terpajang karya instalasi selama pameran ICAD berlangsung. Pernah di tempat itu dipasang karya berupa batu-batu digantung. Kini ada suatu bentuk komposisi mirip kerangka payung raksasa berbahan bambu dan besi.

Konsep dasar pameran pun tetap: meretas batas seni rupa dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.