Sajak-sajak Kesatria Kelana.

Edisi: 37/47 / Tanggal : 2018-11-11 / Halaman : 42 / Rubrik : SN / Penulis : Prihandoko, ,


GOENAWAN Mohamad berdiri di depan mikrofon. Di sekelilingnya gelap. Hanya ia yang kebagian sorot cahaya kekuning-kuningan dari atas panggung. Tak terburu-buru, sastrawan 77 tahun itu membacakan setiap kalimat dari selembar kertas yang ia pegang. Goenawan mengutip kalimat-kalimat—kendati tak sama persis—dari “Dalam Siluet”, salah satu tulisannya tentang Don Quixote dalam buku Si Majenun dan Sayid Hamid (2018).

Di tulisan itu, Goenawan membayangkan Don Quixote ada dalam sebuah sketsa Pablo Picasso. Don Quixote sedang duduk di atas pelana. Di punggung kudanya, Rocinante, melintas dataran La Mancha yang kosong, dengan lanskap yang hanya diselang-selingi kincir angin rusak. Don Quixote tak sendiri. Ia ditemani Sancho, si gemuk yang memanggilnya tuan tapi tak mengerti mengapa ia mengembara.

“Ada yang jenaka di sana, tapi juga murung. Sebab, inilah sebuah kisah kocak yang menyimpan sesuatu yang tak pernah bahagia. Tentang seorang yang kurus-tua, yang berjalan jauh di abad ke-17, mengkhayalkan diri sebagai kesatria kelana di zaman yang lalu. Tapi rombeng, terombang-ambing, dan majenun,” kata Goenawan.

Selama tiga menit Goenawan menceritakan sedikit kisah tentang Don Quixotesambil diiringi bunyi piano yang terdengar mencekam serta animasi dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.