Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi: 85 Persen Kecelakaan Pesawat Karena Human Error.
Edisi: 37/47 / Tanggal : 2018-11-11 / Halaman : 84 / Rubrik : LAPUT / Penulis : TIM LAPUT., ,
MENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi, 61 tahun, masih berada di rumahnya saat menelepon pelaksana tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Pramintohadi Sukarno, menjelang pukul 7 pagi Senin pekan lalu. Di tengah pembicaraan, dengan informasi terbatas, Pramintohadi mengabarkan ada pesawat hilang kontak. âââ¬ÃÂSaya berdoa supaya tidak berakhir fatal,âââ¬Ã kata Budi dalam wawancara khusus dengan Tempo, Jumat petang pekan lalu.
Doanya tak terkabul. Di tengah seminar di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, pagi itu, Budi mendapat kabar Lion Air dengan nomor registrasi PK-LQP yang membawa 182 penumpang dan 7 awak dari Jakarta ke Pangkalpinang jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat. Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu membatalkan semua agenda dan bergegas ke Bandar Udara Soekarno-Hatta untuk menemui otoritas penerbangan dan maskapai serta memastikan kerabat mendapat ruangan dan informasi yang mencukupi. Air mata pria asal Palembang itu tumpah saat berdialog dengan keluarga korban.
Budi mengindikasikan adanya human error dalam musibah itu. Dua hari setelah kejadian, Kementerian Perhubungan meminta PT Lion Mentari Airlines menonaktifkan direktur teknik dan tiga pejabat maskapai yang menangani penerbangan JT 610 tersebut. Dia membantah pandangan yang menyebutkan pemerintah kelewat lunak terhadap Lion Air, yang berulang kali mengalami kecelakaan selama 18 tahun beroperasi. âââ¬ÃÂSuspend itu kan pukulan bagi mereka,âââ¬Ã ujarnya.
Budi menerima tim wawancara Tempo di ruang kerjanya di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Dia usai mendampingi Presiden Joko Widodo di pos komando penanganan kecelakaan Lion Air JT 610 di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Budi mengatakan pemerintah mengapresiasi kerja tim penyelamat yang berhasil menemukan kotak hitam pada hari ketiga. Dia juga menceritakan pengalamannya terbang dengan maskapai tersebut.
Kecelakaan Lion Air JT 610 seperti pengulangan tragedi AirAsia QZ8501, yang jatuh di Selat Karimata, empat tahun lalu. Apa yang salah?
Setelah Lion Air jatuh, saya berdiskusi dengan Ilham Habibie, pakar penerbangan. Dia mengatakan bahwa kecelakaan pesawat biasanya disebabkan oleh dua hal, yakni human error dan technical error. Menurut statistik, human error memiliki persentase yang sangat dominan, yaitu 85 persen. Sisanya technical error. Saya tidak ingin menduga-duga karena Komite Nasional Keselamatan Transportasi sedang menelusuri itu. Tapi pesawat Lion Air yang jatuh adalah pesawat baru yang mewakili suatu generasi yang panjang, yaitu Boeing 737 MAX. Jadi semestinya sangat canggih. Kecanggihan ini bisa menjadi modal bagus. Tapi bisa juga enggak match dengan kompetensi pilot.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…