Mengejar Revolusi Jilid Keempat

Edisi: 38/47 / Tanggal : 2018-11-18 / Halaman : 72 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


BAYANGKAN: gudang penimbun produk tak lagi dijamah manusia sama sekali. Mesin-mesin bekerja otomatis membawa barang hasil manufaktur menuju tempat penyimpanan. Lantas beberapa robot bergerak–dengan sensor—mengambil dan menaruhnya di slot area stok tertentu. “Ada beberapa robot berseliweran, tidak tabrakan. Tanpa orang. Saya melihatnya di Singapura,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi Lukman, pertengahan Oktober lalu.

Di dalam negeri, PT Unilever Indonesia Tbk rupanya sudah memulai pilot project kendaraan robotik bernama automated guided vehicle itu. Dalam sistem tersebut, tak ada lagi pemindahan barang di gudang menggunakan alat yang disetir atau digerakkan manusia. Semua serba otomatis. Robot-robot tak hanya bergerak statis maju-mundur, tapi ada perintah mengarah atau membawa barang ke posisi tertentu. “Ini contoh physical automation,” ujar Direktur Supply Chain PT Unilever Indonesia Tbk Amparo Cheung Aswin kepada Tempo, Senin tiga pekan lalu.

Era industri generasi keempat telah masuk ke Indonesia. Babak baru ini mensinergikan aspek fisik, digital, dan biologi, seperti pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence), robotika, dan kemampuan komputer belajar dari data (machine learning), pada manufaktur. Di dalamnya tercakup pemanfaatan data skala besar (big data), teknik penyimpanan data di awan (cloud computing), serta konektivitas Internet (Internet of things).

Tak mau ketinggalan, pemerintah Indonesia meluncurkan peta jalan dan strategi menuju era revolusi industri jilid keempat pada 4 April lalu, di sela Indonesia Industrial Summit 2018. Presiden Joko Widodo menamainya “Making Indonesia 4.0”. Isinya berupa arah pergerakan industri nasional pada masa depan. Kementerian Perindustrian ditunjuk menjadi koordinator program tersebut.

Menurut Jokowi, panduan diperlukan untuk mengantisipasi potensi dampak yang besar. Ia mengutip laporan lembaga riset McKinsey pada 2015 yang menyebutkan dampak revolusi industri 4.0 akan 3.000 kali lebih dahsyat ketimbang efek revolusi industri 1.0 pada abad ke-19. Perubahan diperkirakan 10 kali lebih cepat dan dampaknya 300 kali lebih luas.

Meski beberapa negara tetangga telah menerapkan konsep industri 4.0, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menolak bila…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…