Tujuh Hari Menggempur Boyolali

Edisi: 41/47 / Tanggal : 2018-12-09 / Halaman : 30 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Pramono, Devy Ernis, Hussein Abri Dongoran


ACARA Presiden Joko Widodo di lapang­an tenis indoor Kabupaten Lampung
Te­ngah, Provinsi Lampung, Jumat dua pe­kan lalu, sejatinya pembagian 1.300
ser­tifikat tanah untuk warga setempat. Tapi, di tengah pidatonya, Jokowi menying­gung soal fitnah yang berseliweran men­jelang pemilihan presiden 2019.

Mengenakan songkok dan kain tapis di bahunya, Presiden mengeluhkan fitnah yang kerap ditudingkan kepadanya bah­wa dia adalah kader Partai Komunis Indonesia. Ia lalu menun­juk layar besar yang memampangkan foto Dipo Nusantara Ai­dit sedang berpidato pada 1955. Di bawah podium Aidit, ada sosok yang kerap diidentikkan oleh penyebar isu sebagai Jo­kowi. “Lahir saja belum, astagfirullah,” ujar Jokowi. “Ini yang kadang-kadang, aduh, mau saya tabok orangnya di mana. Saya cari betul,” kata Jokowi lagi. Ia mengklaim isu bahwa dia kader PKI dipercaya oleh sekitar 9 juta penduduk Indonesia.

Tak sampai enam jam setelah pidato tersebut, jagat maya mulai riuh dengan tanda pagar “#TabokFitnah”. Aplikasi Drone Emprit, yang digagas pakar teknologi informasi Isma­il Fahmi, mencatat, satu jam setelah magrib, ada 2.000
perca­kapan di Twitter yang menggunakan tanda pagar atau tagar tersebut. Hingga tengah malam, jumlahnya meningkat lima kali lipat. “Hari itu ‘#TabokFitnah’ menjadi trending topic,” ujar Ismail, Rabu pekan lalu.

Menurut Ismail, mayoritas pengguna tagar itu adalah pen­dukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Ibarat perang, kata dia, tagar itu tabuhan genderang yang mempersatukan pemilih pasangan tersebut. Menjadikan tagar itu sebagai topik yang paling dibicarakan tak ubahnya memenangi perang.

Direktur Informasi Publik Tim Kampanye Nasional Joko­wi-Ma’ruf, Arya Sinulingga, yang memantau pergerakan ta­gar tersebut, mengatakan pendukung Jokowi-Ma’ruf di me­dia sosial hari itu memang menggaungkan “#TabokFitnah”. Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia ini mengata­kan penggunaan tagar itu merupakan upaya melawan fitnah yang kerap ditujukan kepada Presiden Jokowi. “Tim media sosial yang ada di tim kampanye nasional juga ikut menaik­kan tagar tersebut,” ujarnya.

Tim Prabowo Subianto-Sandiaga Sala­huddin Uno pun menggelar perlawanan. Anthony Leong, anggota tim media sosial yang berada di bawah Direktorat Komuni­kasi dan Media Badan Pemenangan Nasio­nal, menyebarkan potongan video Joko­wi di Lampung…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…