Orasi
Edisi: 41/47 / Tanggal : 2018-12-09 / Halaman : 98 / Rubrik : CTP / Penulis : Goenawan Mohamad, ,
SEORANG orang tua di abad ke-19 menyaksikan deÃâÃÂngan masygul gejala yang berkembang di sekitarÃâÃÂnya, di Surakarta: anak-anak muda merasa hebat, kumaki, dalam menjalankan syariat. Ibadah mereÃâÃÂka, yang dasarnya tipis bak bedak di kulit (boreh), adalah unÃâÃÂtuk pamer dan promosi diri.
Orang tua itu, Mangkunegara IV, pun menulis serangkaiÃâÃÂan tembang yang sampai kini dikenal di sudut-sudut Jawa TeÃâÃÂngah: Wedhatama.
Anggung anggubel sarengat, / Saringane tan den wruhi, / DaÃâÃÂlil dalaning ijemak, / Kiyase nora mikani, / Ketungkul mungkul sami, / Bengkrakan mring mesjid agung, / Kalamun maca kutÃâÃÂbah, / Lelagone Dandanggendis, / Swara arum ngumandhang cengkok palaran.
Wedhatama mencemooh anak-anak muda yang melekat ke syariat tapi tak tahu menyaring mana yang harus diikuti mana yang bukan. Ada ijma, konsensus para ulama; ada qiÃâÃÂyas, pedoman, melalui analogi, untuk menghadapi persoalan yang belum diatur Quran dan Hadith. Sebagian ulama meneÃâÃÂrima ijma dan qiyas sebagai sumber hukum yang kukuh,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…