Tari Sebagai Penggerak Cerita

Edisi: 42/47 / Tanggal : 2018-12-16 / Halaman : 54 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : TIM LIPSUS, ,

MUNGKIN Garin Nugroho satu dari hanya sedikit sut­radara Indonesia yang percaya bah­wa seni tari bisa menggerakkan ce­rita dalam sinema. Film terbarunya, yang berjudul Kucumbu Tubuh Indahku (Memo­ries of My Body), adalah film ketiga dari pu­luhan karyanya yang memilih seni tari se­bagai penggerak plot, setelah Opera Jawa (2006) dan Setan Jawa (2017).

Sementara Opera Jawa terinspirasi dari kisah Ramayana dan Setan Jawa berupaya membangkitkan mitologi Jawa melalui sinema horor dengan gaya kontempo­rer, dalam Kucumbu Tubuh Indahku, Ga­rin mengaku tertarik pada “subyek mas­kulin dan feminin dalam satu tubuh”.

Setelah beberapa kali bekerja sama de­ngan penari Rianto, yang tubuhnya be­gitu lentur, Garin mulai tertarik meng­gali serta menjelajahi unsur feminin dan maskulin dalam tradisi di Indonesia. “Mi­salnya saya mempelajari reog dan peran gemblak, juga para penari lengger,” kata­nya.

Dalam film Kucumbu Tubuh Indahku, Garin menyorot kehidupan Wahyu Juno, yang tubuhnya menjadi magnet sekali­gus bencana bagi dirinya. Jari-jari, kaki, dan matanya seolah-olah memiliki kehi­dupan sendiri. Saat Juno kecil, seluruh
tu­buhnya melahirkan kekaguman pada le­laki dan perempuan sehingga karena
tu­buhnya yang indah itu pula Juno dibawa dalam perjalanan baik di atas panggung maupun di atas ranjang.

Menggunakan Rianto sebagai narator yang bercerita tentang masa kecilnya,
de­ngan sendirinya film ini menyajikan kar­ya…

Keywords: -

---

Foto Terkait