Bergoyang Dalam Sebuah Kapal

Edisi: 42/47 / Tanggal : 2018-12-16 / Halaman : 115 / Rubrik : OBI / Penulis : Sapardi Djoko Damono, ,


MENINGGALNYA Nh. Dini bisa dicatat sebagai salah satu tanda berak­hirnya sebuah era yang, dalam perkembangan kesusastraan kita, bertopang pada kertas: koran, majalah, dan buku. Sejak sekitar 10 tahun lalu, kesusastraan kita berusaha se­baik-baiknya mengalihkan topangannya pada yang tidak berwujud kertas tapi se­gala sesuatu yang ada di media digital yang berwujud aksara, gambar bergerak, caha­ya, warna, dan segala sesuatu yang mula-mula kita curigai akan menghapus kera­jaan kertas—meskipun kecurigaan itu ter­nyata tidak benar. Kita masih memerlukan buku, masih merasa lebih ”aman dan nya­man” membaca buku dan bukan hanya ba­yangan-bayangan di layar komputer.

Mbak Dini—demikian saya memanggil­nya—tentu tidak sepiawai dalam berse­­lancar di dunia maya seperti kebanyak­an sastrawan kita sekarang, tapi lebih ba­nyak berselancar dalam pengalaman hi­dup yang membawanya ke banyak kota dan negeri berkat perkawinannya dengan seorang diplomat Prancis. Tanah Jawa,
Je­pun, dan Prancis adalah terutama tempat­nya berselancar jasmaniah dan rohaniah, dan itu yang kita temui dalam kebanyak­an karyanya. Juru dongeng yang sangat te­liti mengatur tata cara…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…