Pemain Kedua Belas Di Luar Stadion

Edisi: 47/47 / Tanggal : 2019-01-20 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Raymundus Rikang, Hussein Abri Dongoran, Shinta Maharani


MENIT ke-81 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogya­karta, 6 November 2018. PSS Sleman menjamu Ma­dura FC di babak delapan besar Liga 2.
Menerima umpan lambung dari garis belakang, pemain PSS Sleman, Slamet Bu­diono, mengoper bola kepada Ilhamul Ir­haz di sayap kiri. Sesungguhnya, Ilhamul sudah berdiri jauh di depan garis off­side. Tapi wasit cadangan Agung Setiawan, yang menggantikan koleganya, Pahlevi, di pertengahan babak kedua, tak kunjung meniup peluit tanda pelanggaran.

Ilhamul terus menggocek bola, lalu me­ngirim umpan ke mulut gawang Madura FC. Bek Madura FC, Chairul Rifan, yang berdiri bebas, malah menyundul bola ma­suk ke gawang sendiri. Madura FC keok 0-1. Manajer Madura FC Januar Herwanto menyebut momen tersebut sebagai skan­dal “offside dua kilometer”. “Kental aroma match fixing-nya,” kata Januar, Kamis pe­kan lalu.

Bukan kali itu saja Januar merasa ada ke­anehan saat klubnya berlaga di Liga 2. La­wannya pun PSS Sleman. Syahdan, pada 1 Mei 2018, sehari sebelum pertanding­an, Januar ditelepon Hidayat, yang saat itu menjadi anggota Komite Eksekutif Persa­tuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Hida­yat meminta kepada Januar agar Madura FC mengalah di Stadion Maguwoharjo.

Menurut Januar, Hidayat awalnya mengiming-iminginya Rp 100 juta. Janu­ar menolak. Tawaran naik menjadi Rp 150 juta, plus garansi bahwa PSS Sleman akan gantian mengalah saat Laskar Jokotole—julukan Madura FC—melakoni laga kan­dang di Sumenep, Madura. Kepada Hida­yat, Januar meminta waktu untuk berpi­kir dan berjanji menelepon balik.

Selang beberapa menit, mereka kemba­li bercakap-cakap di telepon. Kali ini, Janu­ar mengajak pelatih Madura FC ikut men­dengarkan obrolan di telepon lewat mode pengeras suara. Di situ, Januar menampik permintaan Hidayat. Dalam pertandingan esoknya, Madura FC menang atas tuan ru­mah PSS Sleman dengan skor 2-1.

Kepada wartawan di Hotel Aston, Jakar­ta Selatan, pada 29 Desember lalu, Hida­yat mengaku bahwa seseorang yang bu­kan bagian dari pengurus PSS Sleman me­ngontaknya pada Mei 2018. Orang terse­but meminta kepada Hidayat agar Madura FC mau menukar kemenangan di Sleman dengan di Sumenep. Hidayat adalah man­tan pemilik klub Persibo Bondowoso, ci­kal-bakal Madura FC, sehingga dianggap masih punya pengaruh di Laskar Jokotole. “Dia mencoba menelepon untuk meren­canakan skenario itu,” ujar Hidayat.

Akibat skandal pengaturan pertanding­an itu, Hidayat mundur sebagai anggota Komite Eksekutif per 3 Desember. Sehari setelah itu, Komite Disiplin mengumum­kan sanksi larangan beraktivitas di sepak bola selama tiga tahun terhadap Hidayat. Ia juga dilarang masuk ke stadion di Indo­nesia selama dua tahun serta didenda Rp 150 juta. “Saya melakukan itu sebagai aki­bat kelalaian saya dan tak pernah meng­hubungi siapa pun…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…