Priyanto, Studi Kartun Era Parlementer
Edisi: 52/47 / Tanggal : 2019-02-24 / Halaman : 60 / Rubrik : BK / Penulis : Seno Joko Suyono, ,
SENJATA utama seorang kartunis adalah metafora. Makin cerdik dia memainkan metafora, makin humor-humornya tak akan jatuh pada satire yang klise. Makin ide-ide visualnya menyegarkan, makin sindiran-sindirannya menggigit-boleh jadi menjengkelkan bagi pihak yang dikritik-menyengat, membuat kecut, tapi mungkin sekaligus mengundang senyum dan perenungan.
Lahir di Magelang, Jawa Tengah, 10 Mei 1947, Priyanto Sunarto (wafat pada 17 September 2014) malang-melintang menggambar kartun di majalah Tempo, Forum Keadilan, dan D&R. Sebagai kartunis senior, ia pasti memiliki kepekaan tersendiri saat memutuskan mengangkat kartun editorial koran-koran periode Demokrasi Parlementer sebagai obyek disertasinya di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung pada 2005.
Era Demokrasi Parlementer (1950-1957) dikenal sebagai periode penuh hiruk-pikuk partai. Tiap hari terjadi kontestasi ideologi. Kurun itu juga disebut-sebut sebagai zaman yang demokratis. Mulai Desember 1949 sampai Maret 1957, tujuh perdana menteri jatuh-bangun memimpin kabinet. Mereka antara lain Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamidjojo, dan Burhanuddin Harahap. Priyanto mengamati kartun editorial dari tujuh surat kabar yang berbeda afiliasi politik, yakni Suluh Indonesia, Bintang Timur, Harian Rakjat, Harian Indonesia Raya, Pedoman, Merdeka, dan Abadi.
Tiap kartun editorial di koran-koran itu, menurut Priyanto, membangun citra negatif lawan-lawan politiknya. Sering ungkapannya sarkastis dan frontal.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Tamparan untuk Pengingkar Hadis
1994-04-16Penulis: m.m. azami penerjemah: h. ali mustafa yakub jakarta: pustaka firdaus, 1994. resensi oleh: syu'bah…
Upah Buruh dan Pertumbuhan
1994-04-16Editor: chris manning dan joan hardjono. canberra: department of political and social change, australian national…
Kisah Petualangan Wartawan Perang
1994-04-16Nukilan buku "live from battlefield: from vietnam to bagdad" karya peter arnett, wartawan tv cnn.…