Direktur Ruangrupa Ade Darmawan: Kami Menawarkan Risiko Bagi Documenta
Edisi: 02/48 / Tanggal : 2019-03-10 / Halaman : 44 / Rubrik : SN / Penulis : Seno Joko Suyono, Isma Savitri, Angelina Anjar
BELUM pernah prestasi sedemikian tinggi dipeÃâÃÂroleh kurator seni rupa Indonesia, bahkan Asia, sebagaimana dicapai Ruangrupa. Komunitas seniman yang bermarkas di Gudang Sarinah, JaÃâÃÂgakarsa, Jakarta Selatan, itu terpilih menjadi diÃâÃÂrektur artistik atau kurator utama Documenta 15 yang akan digelar pada 2022.
Bagi warga seni dunia, Documenta dianggap sebagai salah satu perhelatan seni rupa paling bergengsi dan berkualitas di dunia. Documenta memiliki posisi tersendiri dibanding bienÃâÃÂnale (pergelaran seni rupa dua tahunan) dunia seperti Venice Biennale atau Sao Paulo Biennale, apalagi art fair yang cendeÃâÃÂrung komersial. Diadakan tiap lima tahun sekali di Kota KasÃâÃÂsel, Jerman, Documenta dianggap senantiasa menyuguhkan karya-karya seni rupa dunia yang matang, reflektif, dan saÃâÃÂngat memiliki bobot sosial atau politik tinggi. Karena itu, seÃâÃÂring karya yang tampil di Documenta dan gagasan kuratoriÃâÃÂalnya mempengaruhi wacana seni rupa sesudahnya. PerheÃâÃÂlatan Documenta selalu ditunggu-tunggu dan dinanti konsep kuratorialnya oleh kalangan seni rupa dunia.
Riwayat Documenta bermula dari Perang Dunia II. Pada 1943, Sekutu mengebom Kassel. Hampir seluruh wilayah KasÃâÃÂsel hancur, termasuk studio milik seorang desainer lulusan akademi seni Kassel bernama Arnold Bode. Selama sepuluh tahun, Bode selalu memikirkan cara menyelamatkan kotaÃâÃÂnya melalui seni rupa. Ia memiliki gagasan membangkitkan kembali jiwa Kassel dengan sebuah pameran seni rupa interÃâÃÂnasional. Bode ingin membuat pameran yang menampilkan semua masterpiece modernisme yang dilarang Nazi sekaliÃâÃÂgus sebuah perhelatan besar yang bisa menunjukkan jalan ke arah seni era pascaperang.
Maka lahirlah Documenta pada 1955 dengan kurator perÃâÃÂtama Arnold Bode. Pameran pertama Documenta itu memÃâÃÂbuat seni rupa dunia terperenyak karena mampu menghadirÃâÃÂkan karya banyak maestro, dari Pablo Picasso, Joan Miro, Piet Mondrian, Max Ernst, Henry Moore, Marcel Duchamp, Paul Klee, hingga Marc Chagall Oskar Kokoschka. Perhelatan-perÃâÃÂhelatan Documenta selanjutnya selalu ditandai dengan karÃâÃÂya-karya yang tak jarang kontroversial. Dalam Documenta 12 pada 2007, seniman Kroasia yang juga aktivis pembela kaum perempuan Afgan korban perdagangan opium, Sanja IvekoÃâÃÂvic, misalnya, menanami Friedrichsplatzâââ‰â¬Âlapangan di depan gedung Fridericianum, tempat pameran utama Documenta diseÃâÃÂlenggarakanâââ‰â¬Âdengan bunga opium. LaÃâÃÂpangan Friedrichsplatz akhirnya menjaÃâÃÂdi seperti ladang opium dengan bunga-buÃâÃÂnganya yang merah mekar. Bersamaan deÃâÃÂngan itu, Ivekovic memasang pelantang yang memperdengarkan suara kor peremÃâÃÂpuan Afgan, Zagreb, dan Kroasia.
Karena itulah mengejutkan pada ulang tahunnya yang ke-15 nanti Documenta meÃâÃÂmilih Ruangrupa sebagai kurator utama. Sebelumnya bahkan tak ada satu pun peruÃâÃÂpa Indonesia yang pernah diundang resmi ikut serta dalam pameran Documenta. PeÃâÃÂnetapan Ruangrupa sebagai kurator utama sekaligus keputusan pertama Documenta memilih kurator yang sifatnya kolektif (seÃâÃÂpuluh anggota Ruangrupa). Finding ComÃâÃÂmittee Documenta yakin Ruangrupa meÃâÃÂmiliki kemampuan berjejaring dengan berÃâÃÂbagai kelompok alternatif seni di dunia daÃâÃÂlam sebuah ekosistem. Dengan pendekatÃâÃÂan kuratorial yang didasari jaringan interÃâÃÂnasional organisasi seni berbasis komuniÃâÃÂtas lokal, Ruangrupa diharapkan mampu mengeksekusi perhelatan di Kassel secara lain daripada yang lain.
Ade Darmawan, yang bersama Farid RaÃâÃÂkun mewakili Ruangrupa dalam seleksi di Kassel, tak memungkiri tim juri Documenta mengambil risiko dengan memilih mereka sebagai Direktur Artistik. Sebab, strategi kuÃâÃÂratorial mereka akan sama sekali berbeda dengan kurator-kurator Documenta sebeÃâÃÂlumnya, yang dari satu Documenta ke DoÃâÃÂcumenta lain tetap lebih menekankan unÃâÃÂsur ekshibisi atau pameran. Strategi yang diÃâÃÂsajikan Ruangrupa akan lebih membangun dan mempertautkan jaringan komunitas alÃâÃÂternatif seni rupa di berbagai belahan duÃâÃÂnia dengan ruang-ruang komunitas di KasÃâÃÂsel. ââ∠âKami ingin mengajak mereka bersama-sama membangun dan berjejaring…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.