Pelatih Tim Nasional Indonesia U-23, Indra Sjafri: Suruh Semua Raja Mafia Menghadapi Saya

Edisi: 03/48 / Tanggal : 2019-03-17 / Halaman : 100 / Rubrik : WAW / Penulis : Sapto Yunus, Angelina Anjar, Aditya Budiman


INDRA Sjafri tak ingin berlama-lama larut dalam euforia juara. Hanya berselang enam hari setelah membawa tim nasional memenangi kejuaraan Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) di bawah usia 22 tahun (U-22), Senin pekan lalu Indra sudah menggelar latihan perdana menghadapi kualifikasi Piala Asia U-23 2020.

Tak seperti saat menghadapi Piala AFF, pelatih tim nasional Indonesia U-23 itu merasa timnya lebih siap menghadapi kualifikasi Piala Asia pada 22-26 Maret nanti. Indonesia berada di Grup K bersama tuan rumah Vietnam, Thailand, dan Brunei Darussalam. Selain sudah memiliki kerangka dan kondisi fisik pemain lebih baik, timnya lebih percaya diri setelah menjuarai Piala AFF U-22. "Saya tinggal memadukannya dengan pemain baru," kata Indra, 56 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo di The Sultan Hotel, Jakarta, Rabu pekan lalu. Indra harus membawa timnya menjadi juara grup di babak kualifikasi untuk lolos langsung ke Piala Asia U-23 tahun depan.

Saat menyiapkan tim untuk Piala AFF U-22, Indra hanya punya waktu sekitar satu setengah bulan. Ia baru ditunjuk sebagai pelatih pada akhir Desember tahun lalu, sementara Piala AFF mulai bergulir pada 17 Februari 2019. Beruntung, pelatih kelahiran Pesisir Selatan, Sumatera Barat, itu memiliki bank data pemain sejak ia melatih tim nasional dari U-16, U-17, U-18, hingga U-19. "Saya tahu persis pemain dari A sampai Z," ujar pelatih yang sukses mengantar tim nasional U-19 menjuarai Piala AFF 2013 itu.

Kepada wartawan Tempo, Sapto Yunus, Angelina Anjar, dan Aditya Budiman, Indra juga bercerita tentang pengalamannya dipecat beberapa kali oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), didekati runner-sebutan bagi pelaksana pengaturan hasil pertandingan-serta rencananya bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membentuk akademi sepak bola.

Bagaimana Anda membangun tim nasional U-22 untuk Piala AFF dalam waktu hanya satu setengah bulan?

Selain waktu yang pendek, problemnya adalah kompetisi sedang libur sehingga berat badan pemain melebihi normal. Akibatnya, kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal di luar masalah taktik. Seharusnya, di tim nasional, kita tidak lagi berbicara soal perbaikan kondisi fisik. Tapi tim pelatih dan ofisial bekerja keras membangun tim ini sehingga dalam waktu tiga minggu kami sudah berani menggelar uji coba. Di awal, penampilan tim memang kurang memuaskan. Tapi saya pastikan dari pertandingan ke pertandingan tim makin bagus. Karena itu, saat lolos dari grup, saya optimistis kami jadi juara.

Dari mana Anda mendapatkan pemain?

Dari klub. Alhamdulillah, PSSI sudah mulai memutar kompetisi usia muda. Berbeda dengan saat saya melatih tim nasional U-16 dan U-19, yang banyak pemainnya berasal dari hasil blusukan saya. Untuk tim nasional U-22, banyak pemain yang sebelumnya saya latih di tim nasional U-19. Proses saya sebagai pelatih, dari tim nasional U-16 hingga U-19, benar-benar menolong saya.

Anda punya data semua pemain?…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…