Episode Kedua Operasi Nduga

Edisi: 06/48 / Tanggal : 2019-04-07 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Stefanus Pramono, ,


TIGA personel Brigade Mobil berseragam hijau pucat berjaga di landasan pesawat di Distrik Kenyam, ibu kota Kabupaten Ndu­ga, Papua, pada Senin, 25 Maret lalu. Dua di antaranya berdiri di tengah semak le­bat yang menghadap ke Kampung Alguru. Mata mereka menyapu ke segala penjuru. Jari telunjuk mengait pelatuk senjata laras panjang.

Dari angkasa, helikopter polisi ber­warna putih-biru mendarat. Sejumlah personel Brimob mendekat dan mengam­bil logistik seperti beras dan kardus mi in­stan dari dalam helikopter. Tak sampai lima menit, capung besi kembali meng­udara. Tiga personel yang berjaga pun kembali ke pos mereka di dekat landasan.

Sejak pertengahan tahun lalu, pen­jagaan di Bandar Udara Kenyam diperket­at. Kelompok bersenjata Tentara Pembe­basan Nasional Papua Barat atau TPNPB dua kali menyerang pesawat yang menda­rat di landasan tanpa menara pengawas tersebut. Lima hari sebelum pemilihan Gubernur Papua, 27 Juni 2018, milisi yang dipimpin Egianus Kogeya menembak pe­sawat Dimonim Air. Tiga hari kemudian, tembakan melukai pilot pesawat Trigana Air yang mengangkut logistik pemilihan kepala daerah. Prajurit Tentara Nasional Indonesia dan polisi baku tembak dengan gerombolan itu.

Dirundung pertikaian bersenjata, Ke­nyam—sering juga disebut Keneyam—di­tinggalkan sebagian penduduknya. “Kota sepi sekali. Hanya ada suara tembakan,” ujar Yale Telenggen, 38 tahun, penduduk yang tinggal di sekitar bandara, Sabtu, 23 Maret lalu. Sekitar dua pekan setelah se­rangan di landasan udara, polisi dan TNI menyerbu Kampung Alguru, yang diya­kini dihuni kelompok Egianus. Dua ang­gota TPNPB tewas.

Kini, semua penumpang dan barang yang masuk ke distrik itu diperiksa poli­si. Penjagaan di pos-pos tentara dan polisi juga diperketat. Karung-karung pasir set­inggi lebih dari satu meter membentengi pintu utama kantor Kepolisian Sektor Ke­nyam. “Kami harus waspada karena ada informasi mereka meminta bantuan dari daerah lain,” kata Kepala Kepolisian Resor Jayawijaya Ajun Komisaris Tonny Ananda Swadaya, Rabu, 27 Maret lalu. Tak ada ke­polisian resor di Nduga, kepolisian sektor di sana menginduk ke Polres Jayawijaya di kabupaten sebelahnya.

Begitu pula pos TNI di kawasan proyek jalan Trans Papua, yang terletak di kawasan hutan di selatan Kenyam. “Bisa saja mereka tiba-tiba diserang,” ujar Ke­pala Penerangan Komando Daerah Militer Cenderawasih Kolonel Muhammad Aidi.
Penjagaan kian ketat setelah pada Rabu, 20 Maret lalu, seorang polisi tewas dan dua terluka ditembak kelompok ber­senjata di Distrik Mugi, yang berjarak se­kitar 30 kilometer di selatan Kenyam. Dua pekan sebelumnya, di distrik tersebut tiga tentara tewas saat kontak senjata dengan gerombolan yang diyakini anak buah Egianus. Pada 2 Desember 2018, kelom­pok Egianus membantai 17 pekerja PT Is­taka Karya, yang sedang menggarap jalan Trans Papua di Distrik Yigi, kira-kira 40 ki­lometer di utara Kenyam.

Menurut Kepala Polres Jayawijaya Ajun Komisaris Besar Tonny Ananda Swada­ya, sekitar 200 personel Brimob masuk ke Kenyam pada pertengahan Februari lalu. Mereka bermarkas di rumah dinas Bupati Nduga yang tidak digunakan. Adapun ten­tara yang masuk mencapai 600 person­el. Menurut Muhammad Aidi, sepertigan­ya adalah personel Zeni Tempur yang ber­tugas mengaspal jalan Trans Papua dan membangun 21 jembatan. Sisanya bertu­gas mengamankan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…