Pundi Uang Gamer Profesional

Edisi: 06/48 / Tanggal : 2019-04-07 / Halaman : 56 / Rubrik : GH / Penulis : Gabriel Wahyu Titiyoga, Anwar Siswadi,



TIGA ruangan di Tra­pesium Esport Arena, Kota Bandung, kerap dipadati para peng­gemar game. Dari la­yar komputer masing-masing, para pema­in yang terdiri atas pelajar sekolah me­nengah, mahasiswa, hingga pekerja kan­tor mengadu strategi dan keahlian untuk memenangi pertandingan. Di tempat itu pula Andrew Bachtiar alias Tiar dan ang­gota tim Trapesium Esport mengasah ke­mampuan bermain game setiap hari.

Satu setengah tahun lalu, kata Tiar, saat tim Trapesium Esport dibentuk, mereka hanya bermain Point Blank. Ini salah satu game daring (online) taktis jenis first-per­son shooter (FPS) dengan hadiah meng­giurkan di arena olahraga elektronik (es­ports). Dalam kejuaraan internasional Point Blank yang digelar di Jakarta pada 2017, hadiah yang diperebutkan sebesar US$ 100 ribu atau sekitar Rp 1,4 miliar.
Mereka biasa berlatih di satu ruangan khusus yang dilengkapi kursi spesial bak jok mobil balap yang nyaman. Kompu­ter desktop dengan spesifikasi tinggi leng­kap dengan headset, tetikus, dan keybo­ard menjadi “pegangan” standar selama bermain.

Sesi latihan harian biasanya dihadiri tiga orang. Anggota lain bergabung dan bermain secara daring. Namun, setiap akhir pekan, tim beranggota lima pema­in itu berkumpul di Trapesium Esport un­tuk berlatih dan bertanding dengan tim lain. “Main tiga-lima jam, setelah itu dis­kusi soal permainan tim,” ucap gamer 27 tahun itu kepada Tempo, Rabu, 27 Maret lalu.

Menurut Tiar, mereka lebih senang mengikuti turnamen Point Blank di luar Bandung. Mereka sudah melanglang ke Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Yogya­karta. Demi mengasah kemampuan, me­reka memburu setiap pertandingan, ter­masuk turnamen antar-warung Inter­net (warnet) yang hadiahnya cuma Rp 1-2 juta. “Nilainya jauh dari turnamen nasio­nal, apalagi dunia,” ujarnya.

Tak patah semangat, mereka terus ber­kompetisi. Catatan prestasi mereka pun membaik. Dari level jawara warnet, me­reka kemudian tiga kali menjuarai turna­men tingkat regional. Pada 2017, Tiar dan kawan-kawan menempati peringkat keti­ga turnamen nasional yang digelar di Yog­yakarta. “Kami ingin menjadi juara nasio­nal,” tutur Tiar.

nnn

AGUS Hurip Santoso baru berusia 28 ta­hun saat membeli mobil Honda Jazz dan satu unit apartemen Gateway Pasteur di Bandung lima tahun lalu. Total uang yang ia keluarkan kala itu Rp 400…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02

Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…

A
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06

Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…

I
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01

Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…