Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Abhan: Tidak Ada Kecurangan Terstruktur
Edisi: 09/48 / Tanggal : 2019-04-28 / Halaman : 92 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, Angelina Anjar,
PUNCAK pesta demokrasi tahun ini telah berlalu. Sebanyak 152 juta orang, 80 persen dari 190 juta pemegang hak suara, telah menyalurkan aspirasinya dalam pemilihan umum pada 17 April lalu. Dengan lima surat suara-kecuali di DKI Jakarta, yang tidak memiliki dewan tingkat kota-ini merupakan pemilihan umum terbesar di dunia yang berlangsung dalam satu hari. Di India, misalnya, 930 juta pemilih menyalurkan suaranya dalam tujuh tahap selama enam pekan.
Dalam pelaksanaannya, muncul berbagai masalah. Ada sekitar 17 ribu kelompok penyelenggara pemungutan suara yang melapor belum menerima logistik hingga hari pencoblosan, surat suara tertukar di 3.000 tempat pemungutan suara, dan dugaan mobilisasi pemilih di 400 TPS. Ujung-ujungnya, muncul tudingan ada upaya terstruktur, sistematis, dan masif untuk memenangkan salah satu pihak.
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Abhan membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan memang ada beberapa penyelenggara pemilu yang berat sebelah. "Tapi itu soal netralitas, untuk kepentingan pribadi," ujarnya dalam wawancara khusus dengan wartawan Tempo, Reza Maulana dan Angelina Anjar, di kantornya, Kamis, 18 April lalu.
Menurut Abhan, 50 tahun, masalah yang muncul dalam pemilihan presiden dan anggota legislatif 2019 tersebut sebatas teknis, dari manajemen logistik hingga pemenuhan hak pemilih. Ia mencontohkan perkiraan pemungutan suara ulang dan susulan di 2.000 tempat pemungutan suara. Jumlah tersebut hanya sekitar 0,25 persen dari 809.500 TPS di seluruh Indonesia. "Secara umum, harus kita akui pemilu ini berjalan damai dan lancar," kata pria yang menyalurkan suara di kediamannya di Sedangmulyo, Semarang, itu.
Saat Indonesia mulai bisa melepaskan diri dari ketegangan pemilihan presiden, kerja utama Bawaslu dimulai. "Sekarang semua mengadu ke kami soal masalah pemilu," tuturnya.
Bagaimana evaluasi Bawaslu terhadap Pemilihan Umum 2019?
Tahap pemilu belum selesai. Tentunya kami belum bisa memberikan kesimpulan sampai ada hasil rekapitulasi nasional. Tapi, sejauh ini, pemungutan suara berjalan dengan baik dan lancar. Hanya, ada beberapa catatan. Misalnya persoalan manajemen logistik. Ada tempat pemungutan suara yang surat suaranya kurang dan tertukar. Ada juga TPS yang logistiknya terlambat.
Mengapa banyak masalah logistik?
Sampai hari ini ada 3.066 TPS yang surat suaranya kurang dan 3.721 TPS yang surat suaranya tertukar. Mungkin ada alasan terkait dengan daftar pemilih tetap. Tapi ada juga masalah logistik yang tidak ada kaitannya dengan DPT. Misalnya kelompok penyelenggara pemungutan suara tidak menerima formulir C1 (lembar penghitungan suara). Padahal pengadaan formulir-formulir itu kan bisa sejak jauh hari, tidak perlu menunggu DPT.
Salah satu anggota Bawaslu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…