Narasi Media, Narasi Nostalgia

Edisi: 12/48 / Tanggal : 2019-05-19 / Halaman : 48 / Rubrik : SN / Penulis : Alia Swastika, ,


BULAN Mei menjadi tonggak penting perjalanan sejarah demokrasi di Indonesia, terutama dalam kerangka untuk mengingat dan merefleksikan kembali peristiwa-peristiwa yang menandai jatuhnya rezim Orde Baru. Bukan hanya pengunduran diri Soeharto yang diumumkan pada 21 Mei 1998, serangkaian peristiwa sebelum itu juga penting untuk dicatat sebagai narasi perlawanan masyarakat sipil.

Pameran “Dunia dalam Berita” yang dibuka pada 1 Mei 2019 (akan berlangsung hingga 21 Juli 2019) di Museum Modern and Contemporary Art in Nusantara (MACAN), Jakarta, meskipun tidak secara langsung menunjuk peristiwa reformasi 1998, secara gagasan menautkan bagaimana kebebasan berekspresi telah berkontribusi secara signifikan pada keberagaman narasi, pertumbuhan media-media baru, dan perluasan praktik-praktik artistik. Pameran ini diikuti sepuluh seniman, yakni Agus Suwage, F.X. Harsono, Heri Dono, I Gusti Ayu Kadek Murniasih, I Nyoman Masriadi, Krisna Murti, Mella Jaarsma, S. Teddy D., Taring Padi, dan Tisna Sanjaya. Nama-nama tersebut juga menunjukkan bagaimana pameran ini secara tidak langsung memfokuskan seniman yang berkarya pada periode 1998 hingga awal 2000-an.

Bagi sebagian pengunjung yang telah mengikuti perkembangan seni rupa sejak akhir 1998, nama-nama itu barangkali membangkitkan semacam nostalgia atas sebuah masa yang sedemikian dinamis tapi juga menegangkan sebelum dan sesudah reformasi. Judul yang dipilih untuk pameran pun sudah memancing perasaan nostalgik itu. Hampir semua orang yang mengalami periode 1980-an dan 1990-an pasti punya memori kolektif sangat kuat atas acara televisi tersebut.

Pameran dibuka dengan karya F.X. Harsono, Blank spot in my TV, yang menampilkan potongan gambar dari berita televisi yang pada bagian mulutnya ditutup dengan lingkaran putih. Berita ini menampilkan wajah-wajah narasumber berita dari berbagai profesi, dari politikus sampai ahli ekonomi. Karya ini secara frontal menunjukkan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.