Paket Dalam Tas Raket Dan Skenario 22 Mei
Edisi: 15/48 / Tanggal : 2019-06-09 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Raymundus Rikang, Stefanus Pramono, Devy Ernis
SEPEKAN sebelum batas akhir penetapan hasil Pemilihan Umum 2019 yang jatuh pada 22 Mei 2019, Soenarko mencakmencak terhadap Heriansyah, anak buahnya yang bermukim di Aceh. Bekas Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu menanyakan alasan paket senjata dari Aceh tak kunjung dikirim ke Jakarta, padahal sudah dipesan sejak beberapa bulan sebelumnya.
Heriansyah kemudian mengirimkan pesanan tersebut. Tapi, sebelum senapan laras panjang itu sampai ke tangan Soenarko, aparat mencegatnya. Menurut Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, senapan dari Aceh itu rencananya digunakan untuk menyerang aparat dan pengunjuk rasa pada 22 Mei di depan kantor Badan Pengawas Pemilu, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. ââ∠âKalau ada yang tewas, seolaholah aparat yang melakukan,âââ¬Ã ujar Tito dalam konferensi pers, 21 Mei lalu.
Menurut pengakuan Heriansyah kepada penyidik, perkenalannya dengan Soenarko terjadi ketika pensiunan jenderal bintang dua yang kini berumur 65 tahun itu menjabat Panglima Daerah Militer Iskandar Muda pada 2008. Waktu itu, Heriansyah adalah informan yang juga diminta membantu pemerintah mengumpulkan senjata dari kombatan Gerakan Aceh Merdeka, seperti yang diamanatkan Perjanjian Helsinki 2005.
Hubungan dengan Heriansyah tak lekang meski Soenarko ditarik ke Bandung menjadi Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri sebelum pensiun. Kepada Heriansyah, Soenarko menitipkan mobil Toyota Fortuner putih dengan nomor polisi BL511VG. Kendaraan itu ditengarai fasilitas untuk Soenarko sebagai pengurus sebuah perusahaan swasta yang beroperasi di Aceh. Heriansyah pula yang menyopiri Soenarko dengan mobil tersebut tatkala lulusan Akademi Militer 1978 itu singgah di Serambi Mekah.
Heriansyah menjelaskan dalam pemeriksaan bahwa pada hari Soenarko bersungutsungut soal pengiriman senjata, ia lantas mengambil senapan yang tersimpan di mobil Toyota Fortuner itu. Kemudian ia mengemas paket dalam tas raket berwarna kuning. Isinya: sepucuk M4 Carbine, dua magasin, dan peredamâââ‰â¬Âpersis seperti yang diperlihatkan Kepala Polri dalam konferensi pers pada 21 Mei. ââ∠âSenjata itu belum pernah dipakai. Hanya Pak Soenarko yang mengetahui asalnya,âââ¬Ã ujar Heriansyah kepada penyidik.
Heriansyah lalu menghubungi tentara berinisial BP, seorang tamtama berpangkat prajurit kepala. Mereka bersepakat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…