Maria Jawa, Basoeki, Dan Nijmegen

Edisi: 15/48 / Tanggal : 2019-06-09 / Halaman : 48 / Rubrik : SEL / Penulis : Lea Pamungkas, Isma Savitri, Seno Joko Suyono


MARIA Assumpta. Lukisan masterpiece Basoeki Abdullah itu bersandar pada sebuah rak di gudang bawah tanah Aqua Viva, kompleks rumah jompo Serikat Yesus di Nijmegen, Belanda. Di rak itu terdapat bermacam barang yang jarang dipakai penghuni panti wreda tersebut. Sejumlah patung, cawan, tempat lilin, buku, juga tumpukan kardus berada di sana.

Betapapun ditaruh di tempat yang kurang layak dan dikungkung seabrek barang, lukisan berukuran 1 x 2 meter itu masih menyimpan pesona magis. Maria masih tampak jelita dan anggun. Rambut hitamnya disanggul, diselubungi selendang putih kebiruan. Dia mengenakan kebaya hitam dan jarit parang rusak cokelat keemasan.

Lukisan itu salah satu karya monumental Basoeki Abdullah. Maria tidak dilukiskan dalam sosok Barat Madonna, tapi perempuan Jawa. Dalam lukisan tersebut, Maria membentangkan tangannya, memancarkan kilau aura keemasan. Kepalanya menunduk dengan mata seolah-olah terpejam. Ia berdiri di atas bulan sabit seperti sedang membubung tinggi, melayang-layang ke arah langit. Di bawah Maria terlukis lanskap khas perdesaan Indonesia: dua gunung api, persawahan, rumah penduduk, dan pohon-pohon nyiur jangkung.

Basoeki melukis Maria Assumpta saat berusia 20 tahun. Lukisan ini ia persembahkan sebagai hadiah untuk Serikat Yesus, yang memberinya beasiswa belajar di Den Haag, Belanda. Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung, Aminudin T.H. Siregar, yang kini tengah menempuh program doktoral sejarah seni rupa Indonesia di Universiteit Leiden, Belanda, menilai Basoeki sangat berani mengawinkan kebudayaan Jawa dengan napas Kristen. “Basoeki sesungguhnya saat itu sudah sampai pada tahap postmodernism,” katanya.

Aminudin, yang akrab disapa Ucok, menyaksikan lukisan Maria Assumpta Basoeki saat menyambangi rumah jompo Serikat Yesus Nijmegen itu pada awal Maret lalu. Ia datang bersama kurator Amir Sidharta, sejarawan Bonnie Triyana, serta Harm Stevens dan Martine Gosselink dari Rijksmuseum, Belanda. Mereka tengah menelusuri lukisan Basoeki untuk persiapan pameran tentang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia yang bakal digelar dua tahun mendatang di Rijksmuseum. “Kami menginventarisasi dan menelusuri hubungan Basoeki dengan lingkaran Istana RI, Belanda, ataupun Yesuit,” ucapnya.

Menurut Ucok, Maria Assumpta bisa jadi merupakan ekspresi kejiwaan Basoeki, yang berpindah agama dari Islam ke Katolik. Ucok menilai lukisan kebaya dan selendang Basoeki bisa menonjolkan keagungan Maria. “Semua lini kanvas dijelajahi Basoeki dengan sempurna.”

l l l

SEBELUM menetap di gudang rumah jompo Nijmegen, lukisan Maria Assumpta sempat berada di Den Haag. Lukisan itu digantung…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…