Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi: Kami Hanya Mengingatkan Dunia Soal Palestina

Edisi: 15/48 / Tanggal : 2019-06-09 / Halaman : 84 / Rubrik : WAW / Penulis : Reza Maulana, Mahardika Satria Hadi, Angelina Anjar


NEW YORK, Amerika Serikat, menjadi rumah kedua bagi Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi pada Mei ini. Dia harus bolak-balik terbang 24 jam Jakarta-New York untuk menuntaskan agenda padat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020. Sepanjang Mei ini, Indonesia mendapat giliran memegang presidensi Dewan Keamanan, yang berwenang menerapkan agenda sidang, memimpin pertemuan, mengawasi situasi krisis, dan mengeluarkan pernyataan presidensial.

Di antara kepadatan sidang pembahasan peningkatan kapasitas dan pelatihan pasukan penjaga perdamaian, Indonesia menggelar pertemuan informal yang disebut Arria-Formula pada 9 Mei lalu. Isu yang diangkat adalah pemukiman ilegal Israel di wilayah Palestina. “Karena ini pendudukan yang nyata. Kalau terus didesak, apa yang akan tersisa dari Palestina?” kata Retno, 56 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo, Kamis, 16 Mei lalu.

Utusan khusus Presiden Amerika Serikat untuk negosiasi internasional, Jason Greenblatt, mendatangi kantor PBB dan menyebut Arria-Formula bias serta anti-Israel. Dia mengkritik keputusan Indonesia dan Dewan Keamanan yang tidak menghadirkan Israel di forum tersebut.

Di tengah waktunya yang sempit selama di Jakarta, Retno menerima wartawan Tempo, Reza Maulana, Mahardika Satria Hadi, dan Angelina Anjar, di ruang kerjanya di kantor Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat. Pertemuan tertunda satu jam karena Retno mendadak dipanggil oleh Presiden Joko Widodo. Diplomat asal Semarang ini berbicara panjang-lebar soal posisi Indonesia dalam konflik Palestina-Israel, dinamika di Dewan Keamanan PBB, dan masa depannya di Pejambon.

Apa yang mendorong Indonesia menggelar pertemuan Arria-Formula terkait dengan konflik Palestina-Israel?

Saat berkampanye untuk menjadi anggota Dewan Keamanan PBB tahun lalu, kami menawarkan formula 4+1. Nah, plus satunya adalah Palestina. Saya yakin, kalau konflik Palestina dengan Israel tidak selesai, tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah. (Empat fokus kerja lain adalah memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas global dengan meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian PBB, meningkatkan kekompakan organisasi-organisasi di kawasan dan PBB, mendorong pendekatan global-komprehensif untuk memerangi terorisme dan radikalisme, serta menggiatkan pembangunan berkelanjutan.)

Dari sekian banyak isu dalam konflik tersebut, mengapa Anda menyoroti soal pemukiman ilegal?

Karena, pada akhirnya, pemukiman ilegal menciptakan pendudukan nyata atau de facto annexation. Masalah ini juga akan menghambat pembicaraan mengenai proses perdamaian. Pemukiman ilegal memang hanya satu dari beberapa isu yang harus…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…