Difabel Mandiri Melalui Kolaborasi

Edisi: 17/48 / Tanggal : 2019-06-23 / Halaman : 84 / Rubrik : EB / Penulis : Astari Pinasthika Sarosa, ,


JIMMY Febriyadi selalu balik bertanya setiap kali ada calon pembeli yang ingin tahu berapa harga produk kerajinan tangan yang dipamerkannya. Seperti bermain tebak-tebakan, ini adalah triknya untuk mengetahui bagaimana orang menghargai hasil kerja keras sebuah misi sosial yang dijalankannya.

Dalam sebuah marketplace yang menghadirkan sekitar 200 usaha sosial dari berbagai negara yang digelar British Council di Teater Unicorn, London, akhir Mei lalu, Jimmy menerapkan jurusnya. “Menurut Anda, berapa harga yang pantas untuk kalung itu?” Jimmy bertanya kepada seorang pria asal Inggris yang tampak tertarik pada sebuah kalung batik berhias manik-manik. Lelaki itu menjawab, “Sepuluh pound sterling.” Sepakat. Jadilah kalung itu berpindah tangan.

Aslinya, kalung tersebut dihargai Rp 35 ribu. Jimmy berhasil menjualnya dengan harga lima kali lipat lebih tinggi. Taktik dagang tersebut berhasil membuat pria 39 tahun itu mendapatkan 54 pound sterling atau Rp 979 ribu dalam tempo dua jam. Bukan keuntungan semata yang dicari cofounder Disability Empowerment Centre ini. “Pembeli berani menawar, bahkan membayar dengan harga tinggi karena mereka tahu ada misi sosial di dalamnya,” katanya.

Jimmy bersama rekannya, Hardiyo Darmoatmojo, adalah roda penggerak Disability Empowerment Centre dari Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Cita-cita mereka sederhana: penyandang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…