Payung-payung Menolak Beijing

Edisi: 17/48 / Tanggal : 2019-06-23 / Halaman : 86 / Rubrik : INT / Penulis : Mahardika Satria Hadi, ,


WARGA Hong Kong kembali turun ke jalan, kali ini dengan jumlah yang jauh lebih masif dibanding dalam aksi protes Revolusi Payung pada 2014. Ratusan ribu orang, kebanyakan anak muda, menjejali jalan-jalan kota. Mereka menyemut dan membentangkan poster bertulisan seruan penolakan terhadap rencana pemerintah merevisi undang-undang ekstradisi.

Unjuk rasa yang berawal pada Ahad, 9 Juni lalu, itu berlangsung maraton dan mencapai puncaknya tiga hari kemudian, saat massa demonstran menduduki Dewan Legislatif Kota atau Legco—lembaga yang vital dalam menentukan lolos-tidaknya ran­cangan perubahan undang-undang. Peng­unjuk rasa mendesak para legislator tidak mengesahkan rancangan yang diajukan pe­­merintah itu.

Mereka juga menyeru Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam agar mengundurkan diri dan menarik rancangan peraturan tersebut. “Ribuan orang telah turun ke jalan dan dia masih menganggap tuntutan kami sebagai sampah. Sebagai pemimpin Hong Kong, dia seharusnya mempertimbangkan kepentingan warga negara,” kata Jeremy Lau, bankir 26 tahun yang geram atas sikap Lam.

Demonstrasi damai itu sempat diwarnai kericuhan saat polisi hendak membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet. Para pemrotes, yang me­­ngenakan helm, kacamata,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…