Konservasi Pisang Organik Lasiyo

Edisi: 18/48 / Tanggal : 2019-06-30 / Halaman : 56 / Rubrik : IT / Penulis : Shinta Maharani., ,


LIMA ribu bibit pisang budi daya tumbuh subur di halaman seluas 300 meter persegi di rumah Lasiyo Syaifudin di Dusun Ponggok, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Papan bertulisan nama varietas tertancap di setiap baris bibit yang berumur satu-tiga bulan itu. Varietas itu di antaranya pisang raja, klutuk, kojo, ambon kuning, dan kepok kuning.

Di petak lain yang tak jauh dari petak pembibitan, ada kebun herbal yang berisi berbagai tanaman untuk bahan pestisida hayati. Ada kucai, jahe, cabai rawit, sambiloto, nimba, lengkuas, dan kunyit. Berkarung-karung pupuk padat dari kotoran ayam, kambing, dan sapi serta limbah jamur tiram ditumpuk di satu sisi lain halaman. Di samping rumahnya, berjajar tong plastik berisi pupuk cair berbahan leri atau air bekas cucian beras dan air bonggol pisang.

Pria yang pada 17 Juli nanti berusia 64 tahun itu mengungkapkan, budi daya pisang secara organik mendatangkan banyak manfaat untuknya. Pisang-pisang yang ia tanam di kebun seluas 3.000 meter persegi yang berada 1 kilometer dari rumahnya tahan terhadap serangan penyakit. “Pupuk dan pestisida hayati terbukti efektif menangkal penyakit pada pisang,” kata Lasiyo, Rabu, 19 Juni lalu.

Dia mengatakan hanya 10 persen dari 2.000 pohon pisang yang mati karena serangan jamur dan bakteri. Jamur Fusarium oxysporum cubense (Foc) membuat pisang layu sehingga penyakitnya dinamai layu fusarium. Adapun infeksi bakteri Ralstonia syzygii celebesensis pada batang menimbulkan bercak merah seperti darah sehingga disebut…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Surga di Teluk Cendrawasih
2007-11-04

Surga di teluk cendrawasih

I
Indragiri Hulu Menjawab Tantangan
2007-11-04

Indragiri hulu menjawab tantangan

P
Potensi Sumber Daya Alam Kami Melimpah
2007-11-04

Potensi sumber daya alam kami melimpah