Perangai Kayu Amrus Natalsya
Edisi: 23/48 / Tanggal : 2019-08-04 / Halaman : 44 / Rubrik : SN / Penulis : Agus Dermawan T, ,
DI studionya di kawasan Lido, Bogor, Jawa Barat, Amrus Natalsya suatu hari melontarkan gagasan yang mengejutkan. "Aku akan menggelar dua acara pameran. Bung harus membaca bahwa ini pameran terakhir aku."
Pameran pertama direncanakan di Museum Ezham milik pengusaha E.Z. Halim di Citeureup, Bogor, pada 21 Oktober 2018, hari ulang tahunnya yang ke-85. Pameran yang ia juduli "Terimakasih" itu akan menampilkan patung dan lukisan kayu bertema kosmologi orang-orang besar. "Isaac Newton, Rudolf Diesel, James Watt, Suster Teresa, sampai Cheng Ho sudah ada dalam rancanganku," ujarnya sambil duduk di kursi roda.
Pameran kedua akan diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada 2019. Karya yang ditampilkan bakal bersifat retrospektif, dengan mengangkat semua jenis karya cipta yang pernah ia gubah. Pameran ini sudah ia namai "Selamat Tinggal".
Namun ide besar itu pupus. Amrus sakit berkepanjangan. Karena itu, selama berbulan-bulan ia tak sempat menuntaskan rancangannya. Padahal para artisan (pengukir dan penatah) yang mentransformasi desainnya sudah siap bekerja siang-malam.
Namun kekecewaan Amrus terhadap dirinya terobati ketika Akademi Jakarta dan Dewan Kesenian Jakarta, yang didukung VIP Fine Arts serta Etty Art Collection, mendadak memajang karya-karyanya di Galeri Cipta II TIM pada 14-23 Juli lalu.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.