Setelah Kiai Ma’ruf Berbisik
Edisi: 23/48 / Tanggal : 2019-08-04 / Halaman : 78 / Rubrik : EB / Penulis : Putri Adityowati, Retno Sulistyowati, Khairul Anam
SENIN siang tepat hari pertama bulan Juli 2019. Presiden Joko Widodo mengumpulkan menteri dan kepala lembaga di bidang keuangan di Istana Bogor, Jawa Barat. Rapat internal di tengah jadwal Presiden yang padat hari itu bertujuan membahas kondisi terbaru bank syariah tertua di Tanah Air, Bank Muamalat Indonesia.
Sekretariat Presiden sebetulnya juga mengundang Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana. Belakangan, Muamalat tak diizinkan bergabung dalam rapat itu. "Kami tidak jadi bertemu dengan Presiden, hanya menunggu di luar," kata Sekretaris Perusahaan Muamalat Hayunaji, membenarkan kabar tentang rapat tersebut kepada Tempo, Kamis, 25 Juli lalu. Hayunaji mengatakan ihwal tak diizinkannya Permana mengikuti rapat baru diketahui ketika bosnya itu tiba di Istana Bogor.
Seorang pejabat yang mengetahui pertemuan tersebut mengungkapkan, semula rapat memang akan mengumpulkan petinggi Bank Muamalat dan menteri serta kepala lembaga di sektor keuangan. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko hadir di sana.
Manajemen Muamalat batal diikutsertakan lantaran rapat tersebut sebetulnya hanya untuk kalangan internal kabinet. "Khawatir ini urusan negara, kok, ada swastanya," ucap pejabat itu. Pejabat lembaga lain yang juga diundang mengikuti rapat menyebutkan Otoritas Jasa Keuangan mengusulkan persoalan Muamalat tak dibahas di depan manajemen bank itu.
Seorang pejabat di lingkungan Istana mengatakan pembahasan Muamalat menjadi agenda khusus karena, jika ditaksir secara total, kredit macet di bank syariah terbesar di Tanah Air itu mencapai Rp 22 triliun. Rasio kecukupan modal bank ini pun terus menurun.
Adapun Lembaga Penjamin Simpanan tak bisa langsung…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…