Novel Tanpa Ujung
Edisi: 24/48 / Tanggal : 2019-08-11 / Halaman : 62 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Mustafa Silalahi, Anton Aprianto, Linda Trianita
DARI ruangannya di lantai sembilan, Novel Baswedan bergegas menuju lift untuk naik ke ruang rapat pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi di lantai 15 Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan. Keluar dari lift, ia harus menembus lorong yang disekat beberapa pintu kaca. Melalui lorong itu, pria 42 tahun ini memperlambat langkah karena penglihatan mata kanannya sedikit berkabut. ââ∠âHari itu saya hendak diperiksa tim gabungan pencari fakta bentukan Kapolri,âââ¬Ã ujar Novel, Rabu, 24 Juli lalu.
Di ruangan, lima anggota tim gabungan pencari fakta sudah menunggu, yakni Ketua Setara Institute Hendardi; guru besar Universitas Krisnadwipayana, Indriyanto Seno Adji; Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Poengky Indarti; serta dua bekas Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Nur Kholis dan Ifdhal Kasim. Adapun Novel didampingi sejumlah pengacaranya, antara lain Usman Hamid dan Alghiffari Aqsa. Pemeriksaan pada 20 Juni lalu itu baru dimulai setelah Ketua KPK Agus Rahardjo datang.
Tim gabungan pencari fakta hendak meminta keterangan Novel untuk mengurai kasus teror yang menimpanya. Dua pria menggunakan sepeda motor menyiramkan larutan asam sulfat ke wajah Novel setelah ia menjalankan salat subuh di masjid dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa, 11 April 2017. Akibat siraman air keras itu, sekitar 90 persen kornea mata kiri Novel terbakar hingga akhirnya buta. Adapun fungsi mata kanannya yang sempat menurun sudah mulai membaik. Sejauh ini, polisi belum menangkap pelaku penyiraman.
Karena penyelidikan polisi seperti membentur tembok, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ikut menelusuri kasus itu. Komnas lantas merekomendasikan pembentukan tim independen. Oleh Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian, rekomendasi ini disambut dengan pembentukan tim gabungan pencari fakta, yang anggotanya banyak diisi jenderal dan penasihat polisi.
Ada lima pegawai KPK yang dilibatkan. Tapi, sampai akhir, mereka tak banyak berperan. Tito memberikan tenggat enam bulan kepada tim. ââ∠âIni melenceng karena semestinya tim independen, bukan di bawah polisi,âââ¬Ã ujar Mohammad Choirul Anam, Komisioner Komnas HAM.
Suasana pemeriksaan awalnya gayeng, tapi mulai memanas ketika Hendardi melontarkan pertanyaan kepada Novel agar mengungkap nama jenderal polisi yang pernah ia sebut di media terlibat teror penyiraman. ââ∠âKatanya ada jenderal yang terlibat. Siapa sih namanya?âââ¬Ã ujar Hendardi menirukan pertanyaan yang ia ajukan kepada Novel saat pemeriksaan.
Pertanyaan Hendardi ini langsung diinterupsi para pengacara Novel. Mereka…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…