Meniup Bara Dalam Sekam
Edisi: 29/48 / Tanggal : 2019-09-15 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Riky Ferdianto, ,
ASTUTI memakukan pandangan ke arah pria yang sedang mengasah parang di atas puing bangunan yang hangus di Jalan Koti, Kota Jayapura, Ahad, 1 September lalu. Di samping pria itu, berjejer dua linggis yang panjangnya satu meter, golok, dan badik yang masih terlihat majal. Benda-benda serupa tergeletak di bawah meja di hadapan Astuti, tempat ia menghamparkan minuman botolan dagangannya.
Si pria adalah satu dari enam saudara Astuti yang siang itu menemaninya berjualan di bawah terpal. Warungnya yang tadinya berdiri persis di tepi jalan musnah terbakar saat unjuk rasa, Kamis, 29 Agustus lalu. Yang tersisa tinggal temboknya yang berjelaga. Kini Astuti berjualan seadanya agak jauh dari jalan. Dia ditemani saudara-saudaranya untuk mengantisipasi bila ada kerusuhan lagi.
Unjuk rasa itu terlampau membuatnya ngeri. Selama tiga hari, mulai Kamis, 29 Agustus, hingga Sabtu, 31 Agustus, Jayapura mencekam. Demonstrasi yang berujung pada kerusuhan berlanjut dengan bentrokan antarwarga. ââ∠âIni bukan demo damai,âââ¬Ã ujar perempuan asal Enrekang, Sulawesi Selatan, itu dengan suara bergetar.
Aksi itu merupakan demonstrasi kedua setelah pada 19 Agustus lalu untuk memprotes perlakuan rasis terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya. Warga Papua di Sentani dan Abepura tumpah ke jalan menuntut proses hukum…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?