Perlawanan Tanpa Pemimpin
Edisi: 30/48 / Tanggal : 2019-09-22 / Halaman : 86 / Rubrik : INT / Penulis : Mahardika Satria Hadi, ,
LOUISE Bedana tidak absen berunjuk rasa walaupun kini terpaut jarak ribuan kilometer dari kampung halamannya di Hong Kong. Bersama belasan mahasiswa dari UofT HK Extradition Law Awareness Group yang berpakaian serba hitam dan memakai masker, ia menggelar aksi protes di pelataran kampus St. George, University of Toronto, Kanada, Kamis, 12 September lalu.
Mereka mengangkat poster bertulisan ââ∠âBebaskan Hong Kongâââ¬ÃÂ, ââ∠âHak Pilih Universalâââ¬ÃÂ, dan ââ∠âKutuk Aksi Brutal Polisiâââ¬ÃÂ, serta meneriakkan slogan-slogan dalam bahasa Kantonâââ‰â¬Âbahasa ibu warga Hong Kongâââ‰â¬Âkepada orang-orang yang melintas. ââ∠âAksi ini digalang sejumlah mahasiswa dari Hong Kong untuk meningkatkan kesadaran akan apa yang terjadi di tempat asal kami,âââ¬Ã kata Bedana kepada Tempo.
Bedana baru mendarat di Toronto lima hari sebelumnya. Demi kelanjutan studinya, mahasiswa tahun ketiga dari University of Hong Kong itu terpaksa meninggalkan sejenak keriuhan aksi protes yang biasa diikutinya di kampus dan jalan-jalan untuk terbang melintasi Samudra Pasifik. ââ∠âSaya harus mengikuti program pertukaran pelajar selama satu semester,âââ¬Ã ujar perempuan 20 tahun tersebut.
Sejak aksi protes menolak rancangan undang-undang ekstradisi merebak pada 9 Juni lalu, bentrokan antara demonstran dan polisi Hong Kong terus terjadi. Polisi telah menahan lebih dari 1.200 pengunjuk rasa. Sebagian dibebaskan setelah membayar uang tebusan. Bahkan keputusan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam mencabut rancangan pada 4 September lalu tak meredam perlawanan demonstran.
Sringatin, pekerja rumah tangga asal Indonesia, mengatakan aksi protes tak terlalu mempengaruhi rutinitasnya bekerja karena dia sehari-hari tinggal di dalam rumah majikan. ââ∠âTapi setiap kali libur saya harus mengantisipasi agar tidak terjebak kerumunan demonstrasi dan mencari rute bus atau kereta yang beroperasi,âââ¬Ã tutur Ketua Jaringan Buruh Migran Indonesia di Hong Kong itu, Selasa, 10 September lalu.
Perempuan yang tinggal dan bekerja di Distrik Tuen Mun tersebut pernah terjebak di Bandar Udara Hong Kong pada 13 Agustus lalu. Saat itu ribuan pengunjuk rasa menjejali bandara.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…