Serendipity B.j. Habibie
Edisi: 30/48 / Tanggal : 2019-09-22 / Halaman : 94 / Rubrik : OBI / Penulis : Hamid Basyaib, ,
MALAM itu, menjelang Reformasi Mei 1998, tim Majelis Sinergi Kalam (Masika-Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) mendatangi rumah Wakil Presiden B.J. Habibie. Tapi pertemuan hangat itu tak membuahkan hasil apa pun. Tim Masika menilai demonstrasi mahasiswa dan warga sudah terlalu luas (terjadi lebih dari 400 kali di seluruh Indonesia), karena itu harus disikapi bijaksana oleh pemerintah; tidak bisa dengan kekerasan gaya lama.
Habibie menilai situasi tak seserius yang dikhawatirkan. Tapi yang mengesankan: dengan perbedaan tajam itu, sikap tuan rumah tetap bersahabat dan menunjukkan respek pada tamu-tamu mudanya yang gelisah.
Persahabatannya dengan CEO General Electric Jack Welch, kapten industri terbesar dalam sejarah, menunjukkan Habibie akrab dengan kalangan elite bisnis global. Ia memang selalu menghitung aspek bisnis dalam rencana dan aksi teknologisnya. Kalkulasi ini pula yang membuatnya bernafsu membangun industri pesawat.
Dalam industri sebesar itu, para pekerja dan peneliti sering mengalami serendipity, penemuan ââ∠âtak sengajaâââ¬Ã dalam rangka mengerjakan proyek besar. Dalam proses menerbangkan pesawat ruang angkasa NASA, misalnya, muncul beribu-ribu hal baru, dari alat masak canggih, obat-obatan, antena segala bentuk, hingga kostum tahan api. Semua invensi dan inovasi ini bisa dipatenkan sendiri-sendiri, dan tentu bisa dijual. Sebagai eksekutif penting di perusahaan global, Habibie sangat memahami aspek hukum dan nilai ekonominya.
Muncul di Indonesia sebagai ilmuwan dan praktisi cemerlang berusia 37 tahun pada 1974, Habibie dengan cepat menarik perhatian banyak pengamat. Ia diberi jabatan penasihat Direktur Utama Pertamina; memang Ibnu Sutowo yang konon ditugasi melobi Habibie di Jerman dan memintanya pulang. Ia ââ∠âditaruhâââ¬Ã di Pertamina sekadar sebagai alasan untuk kehadirannya di Tanah Air--tentu juga agar ia bergaji. Posisi itu tak besar artinya dibanding jabatannya di Jerman, wakil presiden/direktur teknologi sebuah pabrik pesawat terbang.
Dengan lekas karier politik Habibie melesat, apalagi setelah 1978, ketika ia menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…