Taktik Teror Tiga Detik

Edisi: 34/48 / Tanggal : 2019-10-20 / Halaman : 66 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Mustafa Silalahi, Hussein Abri Dongoran, Riky Ferdianto


PRIA kurus dan perempuan berjilbab memakai masker hijau terlihat hilir-mudik di gerbang Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis, 10 Oktober lalu. Sang pria beberapa kali tampak menggenggam telepon. Berbeda dengan pengunjung lain, pasangan tersebut tak tampak membeli jajanan yang ramai mengelilingi alun-alun. “Keduanya berdiri di sekitar gerbang cukup lama,” kata Anggi Rivana, 21 tahun, pedagang pulsa di depan gerbang alun-alun, kepada Tempo, Jumat, 11 Oktober lalu.

Puluhan orang berseliweran di sekitar alun-alun. Mereka tengah menanti tamu istimewa yang hendak kembali ke Jakarta menggunakan helikopter yang terparkir di alun-alun. Tamu itu adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto.

Wiranto hendak kembali ke Ibu Kota setelah meresmikan Universitas Mathla'ul Anwar, yang berjarak 7 kilometer dari alun-alun. Selain ingin melihat langsung menteri, penduduk setempat tak mau ketinggalan menyaksikan “kapal” terbang. Mereka menyebut helikopter dengan istilah “kapal”.

Petugas penjaga parkir helikopter mulai berdatangan menjelang siang. Pria kurus dan perempuan berjilbab itu makin mendekati gerbang dan menembus perimeter petugas. Kepala Kepolisian Sektor Menes Komisaris Dariyanto, yang berada di depan gerbang, berkali-kali menegur mereka. “Tolong menjauh dulu, mobil Pak Menteri mau datang,” ujar Dariyanto menirukan ucapannya kepada pasangan itu, Jumat, 11 Oktober lalu.

Keduanya bergeming. Mereka beralasan ingin berswafoto dengan sang Menteri. Dariyanto mengaku tak menaruh curiga. Ia berfokus menyambut Wiranto. Apalagi gerakan tubuh pasangan itu seperti bersiap selfie dengan menggenggam telepon seluler. Ia membiarkan keduanya berada di sisi kanan belakang. Para petugas lain berjaga-jaga di dalam lapangan dan sekitar alun-alun.

Sekitar pukul 11.30, Menteri Wiranto dan rombongan tiba. Dariyanto menyambut dan beruluk salam kepada sang Menteri. Saat keduanya bersalaman, pria kurus berbaju hitam dan bercelana putih itu merangsek ke depan, lalu menujah Wiranto dengan pisau kunai tipe T-01. Tikaman pertama mengenai bagian bawah perut Wiranto. Tikaman kedua juga datang dengan cepat menyasar bagian bawah perut. Wiranto ambruk ke sisi kanan. Serangan itu hanya berlangsung tiga detik.

Dariyanto dan pengawal Wiranto langsung menghalangi pria itu agar tak bisa melanjutkan penusukan. Pelaku langsung dilumpuhkan belasan petugas. Pengurus Mathla’ul Anwar yang mengenakan peci dan batik berkelir merah, Fuad Syauqi, turut menahan serangan pria itu. Tangannya ikut terluka akibat sabetan pisau.

Saat orang-orang berusaha melumpuhkan pria itu, perempuan tadi menikamkan pisau jenis yang sama ke punggung Dariyanto hingga dua kali. Sambil menahan nyeri, Dariyanto berbalik badan dan memukul tangan perempuan itu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…