Kardus Durian Di Dapur Pak Kiai

Edisi: 35/48 / Tanggal : 2019-10-27 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Devy Ernis, Raymundus Rikang,


SARUNG dan peci tak melekat di tubuh Kiai Haji Ma’ruf Amin pada Kamis pagi, 17 Oktober lalu. Berjalan kaki mengitari Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Ma’ruf mengenakan celana training dan sepatu kets serta topi biru donker di kepalanya. Ditemani istrinya, Wury Estu Handayani, wakil presiden terpilih itu berolahraga selama sekitar satu jam. Keringat membekas di kaus lengan panjangnya.

Sekitar pukul setengah tujuh, ia rampung berolahraga. Sebelum masuk ke mobil Toyota Alphard berpelat nomor B-1552-RFW yang terparkir di pintu masuk GBK, ia menyempatkan diri bersalaman dan bercengkerama dengan beberapa orang yang juga berolahraga. Ia mengaku berolahraga sebagai persiapan menjadi wakil presiden. “Rutin berjalan kaki atau naik sepeda statis,” kata Ma’ruf kepada Tempo pada Selasa, 8 Oktober lalu.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi, yang kerap mendampinginya, mengatakan Ketua Umum MUI nonaktif itu rutin ke GBK seusai salat subuh. Sekembali dari GBK, di rumahnya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Ma’ruf melanjutkan olahraganya. Didampingi seorang instruktur, ia berjalan kaki bolak-balik di dalam kolam renang yang diisi air setinggi lutut orang dewasa. Tujuannya agar Ma’ruf menjadi lebih bugar. “Berat badan Kiai Ma’ruf sudah turun beberapa kilogram,” kata Masduki di Depok, Jawa Barat, 9 September lalu.

Ma’ruf juga menjaga pola makan. Ia mengurangi porsi makan dan tak lagi mengudap camilan. Makanan yang mengandung kolesterol tinggi pun dihindari. “Kiai Ma’ruf sudah menjalin nota kesepahaman dengan kambing. ‘Kami sama-sama berjanji tidak makan kambing’,” ujar Masduki, tertawa.

Tak hanya mempersiapkan fisiknya, Ma’ruf juga berancang-ancang berkantor di Istana Wakil Presiden. Ia berkunjung ke kantor wakil presiden pada awal Juli lalu. Dalam wawancara khusus dengan Tempo pada Rabu, 14 Agustus lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan dia mengundang Ma’ruf ke kantornya. Saat itu, menurut Kalla, Ma’ruf bertanya mengenai tugas-tugas…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…