Karpet Merah Di Roppongi Hills

Edisi: 39/48 / Tanggal : 2019-11-24 / Halaman : 48 / Rubrik : LAY / Penulis : Seno Joko Suyono, ,


TOKYO International Film Festival ke-32 berlangsung pada 28 Oktober-5 November 2019. Dibuka film terbaru karya sutradara sepuh Jepang, Yoji Yamada, Tora-san, Wish You Were Here, festival ini menyajikan ratusan film yang digelar dalam berbagai kategori.

Seksi kompetisi salah satu yang ditunggu-tunggu. Dewan juri yang diketuai artis terkenal Cina, Zhang Ziyi, menilai 14 film terpilih dari berbagai negara yang mengangkat tema unik dalam seksi tersebut. Siapa penerima Tokyo Grand Prix/The Governor of Tokyo Award pada seksi kompetisi? Ikuti laporan wartawan Tempo, Seno Joko Suyono. Termasuk ulasan film The Silence of Fictions karya Yosep Anggi Noen, yang diputar dalam seksi World Focus.

GUATEMALA. Jenderal Enrique Monteverde yang sudah tua selalu terbangun tengah malam. Ia senantiasa mendengar isak tangis seorang perempuan. Ia bangkit dari tempat tidur, mengambil pistol di lemari, dan kemudian, dalam kegelapan, mengendap-endap menuruni tangga menodongkan senjatanya ke seluruh ruang rumahnya. Pada`dinihari, ia juga selalu mendengar air di kamar mandi mengucur tiba-tiba. Ia pun bersigap menembak ke arah bathtub.

Istri Jenderal Monteverde, salah satu mantan jenderal paling berkuasa di Guatemala, menganggap sang suami mengidap alzheimer. Monteverde sendiri merasa menderita somnabulisme atau penyakit tidur berjalan. Ia berjalan-jalan pada malam hari dalam keadaan bermimpi. Ia mengaku tak sadar.

Hari-hari itu, sang Jenderal disidang di pengadilan dengan dakwaan melakukan genosida. Monteverde pada masa lalu dianggap membantai ratusan penduduk pribumi suku Indian Maya Guatemala. Monteverde berkilah bahwa warga desa keturunan Indian itu bagian dari pemberontak Marxis. Monteverde, jenderal sepuh itu, divonis bersalah. Tapi, dengan alasan kesehatan, pengadilan tidak menjebloskannya ke penjara.

Ratusan aktivis hak asasi Guatemala mengepung rumah keluarga Monteverde berminggu-minggu. Mereka meneriakkan yel-yel, menggelar upacara, menyanyi-nyanyi, memukul timpani, mendaraskan mantra. Dan ternyata arwah ratusan orang Indian yang dibunuhnya menyusup di antara demonstran itu. Termasuk arwah anak-anak kecil yang dibenamkannya di sungai. Suara tangisan dan bunyi ketika mereka tenggelam di dalam airlah yang malam-malam “didengar” sang Jenderal.

Ukraina Timur. Seorang lelaki mantan serdadu perang selalu dikejar-kejar trauma. Tahun itu adalah 2030. Setahun setelah peperangan Ukraina dan Rusia. Suasana Ukraina Timur masih jauh dari normal. Gedung-gedung boyak. Rumah-rumah kusam. Jalanan masih lengang. Di sana-sini tampak rongsokan barang akibat pertempuran. Hanya pabrik-pabrik metalurgi, baja, dan besi yang masih hidup. Tiap malam, laki-laki itu selalu menyempatkan diri berlatih menembak.
Dalam kegelapan, di sebuah hutan kecil, dia memasang orang-orangan dan kemudian mengetes apakah ia masih jitu menembakkan peluru beruntun tepat ke dada orang.

Laki-laki itu bekas serdadu Ukraina bernama Sergiy. Pekerjaannya serabutan. Sesudah perang, dia berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan. Tapi itu tak mudah baginya. Emosinya belum stabil. Ia bergabung dengan sebuah kelompok sukarelawan bernama Black Tulip. Tugasnya membantu para sukarelawan menggali tanah untuk menemukan mayat-mayat serdadu baik dari Ukraina maupun Rusia yang dikuburkan massal. Tanah Ukraina tercemar oleh mayat-mayat busuk. Di sana-sini juga masih tertanam ranjau aktif. Mobil siapa pun yang melintas, di mana pun, sewaktu-waktu bisa meledak. Air bersih sebentar…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16

Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…

P
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28

Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…

Y
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28

Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…