Sahabat Sampai Kiamat

Edisi: 42/48 / Tanggal : 2019-12-15 / Halaman : 118 / Rubrik : OBI / Penulis : Sapardi Djoko Damono, ,


Sahabat sampai kiamat. Itulah yang muncul di kepala saya ketika mendengar berita Jeihan Sukmantoro meninggalkan kita untuk selama-lamanya beberapa waktu lalu. Frasa itu juga yang sering kami ucapkan setiap kali kami ketemu, terutama setelah kami menyadari sudah sama-sama tua dan “tinggal menghitung hari”. Saya pernah menuliskannya di selembar kertas yang kemudian ditempelkan di dinding ruang depan studionya di Padasuka. Keluarganya tahu benar tentang persahabatan kami dan sering mengatakan bahwa Han, begitu saya memanggilnya, muncul semangatnya kalau saya datang ke studio atau rumahnya. Mungkin saja yang disampaikan itu “basa-basi”, tapi saya menerimanya sebagai penanda hubungan kami—seperti yang dirasakan keluarganya.

Kami bersahabat sejak duduk di sekolah menengah atas di Solo dan terakhir saya bertemu dengannya ketika ia berpameran di Museum MACAN beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan terakhir itulah ia mengungkapkan keadaan kesehatannya dan dengan jelas disampaikannya bahwa ia sudah ikhlas meninggalkan kita. Kami paham apa makna keluar-masuk rumah sakit; saya memahami sepenuhnya apa yang dirasakan dan dibayangkannya ketika ia mengatakan perihal keikhlasan itu.

Kami “bertemu” pada 1957. Ketika itu, Han menjadi redaktur majalah dinding dan saya sering menulis puisi di situ. Han adalah sosok yang sangat populer di antara rekan-rekan kami, terutama tentu saja karena ia seorang pelukis yang tidak hanya disayangi oleh guru gambar kami, Bapak Soemitro, tapi juga oleh cewek-cewek yang tidak hanya terpesona oleh kepiawaiannya melukis, tapi juga, dan terutama, oleh caranya berpakaian. Tubuhnya, yang tinggi ramping, mengenakan baju yang memberi kesan seenaknya dan celana jins yang ketat dengan hiasan sederet kancing metal dari atas sampai ujung kaki.

Han, setahu saya,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…