Penghormatan Terakhir Untuk Suprapto

Edisi: 51/48 / Tanggal : 2020-02-16 / Halaman : 42 / Rubrik : SN / Penulis : Riyadhus Shalihin, ,


RUANGAN melingkar dengan hamparan pasir putih. Garis tak putus di amfiteater Uluan Nughik, Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung, itu banyak ditemukan dalam banyak jejak kebudayaan megalitik mana pun. Sebuah tatanan tanpa awal dan tanpa akhir, saat semua hal bermuara dari yang satu dan kembali kepada yang satu.

Di ruang melingkar ini, seniman, budayawan, dan peneliti dari berbagai penjuru dunia menari bersama pada 22-26 Januari lalu. Acara ini digagas Suprapto Suryodarmo (1945-2019) dan Umar Ahmad (Bupati Tubaba). Pada mulanya, Suprapto hanya hendak meminjam Tubaba sebagai ruang latihan Joget Amerta (meditasi gerak ciptaan Suprapto) yang biasa diikuti muridnya dari seluruh dunia.
Tapi Umar melihat spirit Joget Amerta memiliki kesamaan visi dengan Tubaba, yang hendak menjadikan kota yang baru berusia sebelas tahun ini sebagai kota yang semua warganya memiliki kesadaran ekologis.

Di tengah penyiapan acara ini (work in progress), pada 29 Desember 2019, maestro Suprapto Suryodarmo berpulang. Namun panitia dan para pendukung acara memutuskan terus melanjutkannya sebagai sebuah penghormatan terakhir kepada tokoh meditasi gerak ini. Suprapto banyak berlatih gerak di ruang tua, seperti candi, peninggalan keramat, dan situs megalitik.

Dalam salah satu sesi pidato pengantar sebelum melepaskan kura-kura di situs Las Sengok, Umar bercerita tentang beberapa nama makhluk halus yang ada di Lampung. Nama Las Sengok berarti Hutan Angker/Larangan, yang melarang manusia merusak hutan, sungai, dan hewan. Kata “angker” bertujuan menakuti dan mencegah perusak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.