Sutawijaya

Edisi: 52/48 / Tanggal : 2020-02-23 / Halaman : 106 / Rubrik : CTP / Penulis : Goenawan Mohamad, ,


Di malam hari, dulu, saya dengarkan dongeng ibu, yang mengharapkan anaknya tidur. Ia tahu tidur adalah investasi bagi besok yang segar. Di abad ke-20, dongeng sudah menjadi “teknologi”.

Jika seorang ibu menembangkan fragmen Wedhatama yang mengagungkan sosok Panembahan Senapati, sebenarnya ia menggunakan fiksi itu untuk memproduksi masa nanti, agar si anak jadi hebat:

Nuladha laku utama
Tumraping wong Tanah Jawi
Wong agung ing Ngeksiganda,
Panembahan Senapati

Jika si anak belum kenal sejarah Mataram abad ke-14 (yang dalam puisi itu disebut “Ngeksiganda”), itu tak penting. Yang penting: ada seorang “agung” yang menurut orang-orang tua Jawa pantas ditauladani.

Tiap hagiografi—bukan biografi—adalah “teknologi” setengah lupa. Dalam hagiografi seseorang dijunjung tinggi dan dipisahkan dari tanah, kecoa, dan isi perutnya. Maka siapa “Panembahan Senapati”? Jawab Wedhatama: seseorang yang dahsyat. Ia sanggup mengurangi hawa nafsu, gemar mencari sunyi, bersemadi, hingga akhirnya, di tepi samudra, kesaktian…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…