Permainan Ruang Di Gedung Tua Pfn

Edisi: 01/49 / Tanggal : 2020-03-08 / Halaman : 44 / Rubrik : TER / Penulis : Isma Savitri, ,


INI seperti jurit malam dalam kegiatan perkemahan. Tak lain karena kami yang menonton teater The Last Ideal Paradise digiring menyusuri lorong-lorong area gedung perusahaan pelat merah, Produksi Film Negara (PFN), di Jalan Otista, Jakarta Timur, Rabu petang, 26 Februari lalu. Ada penonton yang hanya nyengir, ada juga yang mengungkapkan kengeriannya secara verbal karena mesti melewati gedung lawas PFN yang sebagian dibangun pada masa penjajahan Belanda. Kebanyakan sisi tembok luar bangunan tampak kusam dan terkelupas, berbaur dengan semak-semak rumput yang tinggi. Gedung ini terakhir direnovasi pada 1980-an, berbarengan dengan pembangunan studio dan laboratorium film.

Puluhan penonton mengikuti para penampil yang beraksi sembari berjalan pelan dan melangkah pendek-pendek. Sesekali belasan penampil arahan sutradara asal Jerman, Claudia Bosse, itu lirih mengucapkan sekelumit narasi yang membuat bulu kuduk merinding. “Orang yang tak mati dalam malapetaka ini, mereka masih menyembah roh jahat. Mereka tak bertobat dari pembunuhan, sihir, juga pencurian yang sudah dilakukan,” kata seorang penampil pria. Raut wajahnya serius.

Memutari area perkantoran PFN hanya sebagian kecil dari pentas The Last Ideal Paradise. Claudia Bosse mengatakan dialah yang memilih gedung PFN…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…