Dari Sejarah Kongo Ke Sejarah Indonesia    

Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-12-11 / Halaman : / Rubrik : SEL / Penulis :


Penulis buku Congo: A History, David van Reybrouck, yang pernah meraih Libris History Prize 2010, menerbitkan buku tentang Indonesia berjudul Revolusi: Indonesië en het ontstaan van de moderne wereld (Revolusi: Indonesia and the Birth of the Modern World). Setelah mempelajari sejarah kolonialisme Belgia di Kongo, dia tertarik mempelajari kolonialisme Belanda di Indonesia. Menurut dia, banyak paralelitas. Buku ini dipuji banyak pengamat karena kemampuanya menjelaskan bagaimana revolusi Indonesia sesungguhnya memiliki dampak besar bagi tatanan global saat itu, sesuatu yang kurang dieksplorasi sejarawan lain. Menurut David, tokoh-tokoh revolusi Indonesia seharusnya mendapat penghormatan dalam penulisan sejarah dunia, seperti Mahatma Gandhi.

DISKUSI buku Revolusi: Indonesië en het ontstaan van de moderne wereld di Rijksmuseum, Amsterdam, Belanda, Selasa, 7 Desember lalu, menjadi menarik ketika seorang peserta bernama Tati Vereecken-Suwarganda mendapat kesempatan bertanya kepada David van Reybrouck—sang penulis buku yang duduk di atas panggung. Tati bercerita bagaimana ia mendengarkan aduan putranya yang berusia 17 tahun dan mengecap pendidikan di salah satu sekolah bergengsi di Amsterdam perihal pelajaran sejarah yang diterimanya. Pertanyaannya terkait dengan cerita masa VOC (kongsi dagang Belanda) yang dalam pelajaran sejarah Belanda dikenal dengan sebutan Periode Emas. Tati yang menikahi pria Belanda menyatakan anaknya tiba-tiba merasa tak nyaman. “Itu adalah pertama kalinya dia merasa memiliki dua identitas, sebagai orang Belanda dan punya darah Indonesia juga,” kata perempuan 47 tahun itu. Dalam diskusi di sekolahnya, Tati melanjutkan, putranya tersebut merasa sendirian mempertanyakan glorifikasi VOC tanpa memberi ruang sedikit pun untuk dampak VOC terhadap orang-orang yang dijajah dan dipaksa bekerja untuk mereka. 
Menanggapi cerita Tati, David menyebutkan bahwa sejatinya ada masalah dalam pendidikan sejarah di Belanda yang dinilai tidak berimbang, juga tidak memadai. David, misalnya, menyoroti jumlah jam pelajaran sejarah selama sekolah menengah Belanda yang sedikit kalah dengan Belgia. Tebal buku Revolusi: Indonesië en het ontstaan van de moderne wereld lebih dari 600 halaman. Rencananya buku ini akan akan diterjemahkan ke sepuluh bahasa lain, seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Indonesia yang akan diterbitkan Gramedia. 

David van Reybrouck saat melakukan riset dan mewawancarai penduduk di Indonesia. New Ams Film Company/Marlou van den Berge, Djoeke Veeninga
Secara garis besar buku itu berisi cerita kemerdekaan Indonesia dan peristiwa-peristiwa setelahnya yang mempengaruhi tatanan dunia modern. “Jika pendiri bangsa Amerika, Mao, dan Gandhi menjadi penting, kenapa pionir kemerdekaan Indonesia tidak?” tulis David di Bab I bukunya. Secara detail dan teliti dalam buku ini David mengaitsambungkan revolusi kemerdekaan Indonesia dengan berbagai peristiwa dunia dan memberikan argumentasi bahwa dampak revolusi Indonesia besar. Bahkan hingga periode penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika dan bermulanya kekuasaan Orde Baru. “Indonesia adalah negara pertama…

Keywords: BelandaSejarah KemerdekaanRevolusi IndonesiaDavid van ReybrouckKolonialisme
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…