Sunyi
Edisi: Edisi / Tanggal : 2021-12-25 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
SUNYI tak pernah sendirian. Ia selalu terkait dengan kita, aku, dunia. Ketika di malam Natal di 1818 di sebuah gereja dusun Austria orang terpukau mendengarkan “Stille Nacht, heilige Nacht” buat pertama kalinya dalam sejarah, mereka mungkin membayangkan diri hadir di tengah lanskap Palestina yang senyap sebelum Yesus—sesenyap malam di Desa Oberndorf di utara Kota Salzburg itu. Salju membentang luas. Dingin mencengkeram. Langit gelap. Wilayah itu masih penuh puing dari perang Napoleon yang merusak Eropa. Di mana-mana hanya ada rumah dengan cahaya kecil. Dusun yang dihuni sekitar 5.000 orang itu miskin.
Sudah beberapa lama orgel di Gereja Santa Nikolas rusak, dan “Malam Sunyi”—dibawakan dua orang, suara tenor dan bas—pun hanya diiringi gitar.
Saya bisa bayangkan, bagi jemaat di gereja itu—kebanyakan buruh perkapalan—Tuhan terasa menghibur, dari dekat, meskipun dari jauh, lebih jauh dari dusun Bethlehem. Sunyi, saat itu, seakan-akan bertaut dengan yang sakral dan harapan yang bersahaja.
Hari-hari ini melodi ciptaan Franz Gruber (seorang pemain orgel) untuk sajak Joseph Mohr (seorang asisten pastor) itu diperdengarkan di dunia yang berubah. Hari-hari ini saya, yang bukan orang Nasrani,…
Keywords: Natal, Ivan Illich, Amir Hamzah, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…