Sains Sebagai Panglima

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-01-15 / Halaman : / Rubrik : LAPUT / Penulis :


SESERIUS apa bangsa Indonesia ihwal ilmu pengetahuan? Di antara pendiri bangsa, sebelum Indonesia merdeka, mungkin satu-satunya yang menjawab adalah Tan Malaka. “Walaupun Indonesia terkaya di dunia, tapi selama science tidak merdeka, seperti politik negaranya maka kekayaan Indonesia ini bukan akan menjadikan penduduk Indonesia senang, melainkan semata-mata akan memusnahkannya, seperti 350 tahun di belakang ini,” begitu kata sosok bergelar “Bapak Republik” dalam bukunya yang tersohor, Madilog.
Tan Malaka menulis Madilog pada 15 Juli 1942, suatu tapal batas zaman antara runtuhnya negara Hindia Belanda dan bangkitnya kuasa militeristik Jepang. Madilog disebutnya penuntun cara berpikir rasional dan bekal membangun Indonesia merdeka. “Pengetahuan penggunaannya adalah keharusan,” ucap Tan Malaka. Tampaknya ia tengah berbicara kepada bangsanya persis Jawaharlal Nehru dalam The Discovery of India ketika mengungkapkan scientific temper atau perangai ilmiah untuk India merdeka.
“Kalau Indonesia tidak merdeka, maka science terbelenggu pula,” ujar Tan Malaka. Ditinjau dari masa penulisannya, pesan ini seumpama proyeksi atas zaman Jepang, saat kuasa fasis membelenggu kebebasan roh sains. Dua tahun kemudian, ternyata yang terjadi lebih buruk: tragedi. J. Kevin Baird dan Sangkot Marzuki telah memerikannya dalam Eksperimen Keji Kedokteran Penjajahan Jepang. Tapi di sisi lain pesan itu pun refleksi atas situasi yang tak kalah buruk di masa kolonial Belanda sebelumnya. Kata “belenggu” yang digunakan Tan Malaka langsung menusuk ke jantung persoalan kooptasi negara atas sains di masa kolonial Belanda yang dikatakan Andrew Goss dalam Belenggu Ilmuwan dan Ilmu Pengetahuan. 
Goss menyebut zaman Hindia Belanda sebagai zaman floracrats, istilahnya untuk menjelaskan saat negara menjadi pusat ilmuwan menegakkan kewenangan dan legitimasi keilmuannya. Negara mencukongi dan mengatur riset dengan menyedot individu, lembaga, ataupun ideal-ideal ilmu pengetahuan ke dalam birokrasinya. Lahirlah “ilmuwan proyek” yang selalu mencocokkan arah penelitian mereka dengan program pemerintah. Goss mencontohkan perkembangan biologi sebagai disiplin ilmu yang dikendalikan…

Keywords: Tan MalakaSainsEijkmanBRINSTOVIA
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…