Pandemi
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-01-15 / Halaman : / Rubrik : CTP / Penulis :
SYAHDAN, di sebuah senja di akhir Juli 1969, ratusan ekor monyet mati di himpunan karang laut yang luas di barat daya Hawaii. Militer Amerika Serikat membunuh mereka dengan “Utah”, partikel panas yang dengan ledakan bom disebarkan di wilayah Lautan Pasifik itu. Dan para saintis militer puas dengan percobaan senjata biologis baru itu—sebuah senjata rahasia yang bisa bertebar dan menyusup, praktis tanpa kasatmata, ke celah paling kecil tubuh. Dalam autopsi, jasad tak menunjukkan kerusakan, tapi darah hangus.
Kematian massal itu mirip wabah yang tak dikenal....
Adegan itu fiktif. Meskipun novel The Cobra Event oleh Richard Preston (terbit pada 1998) menggambarkannya dengan mencekam.
Yang bukan fiktif: Presiden Clinton membaca novel itu. Tak lama kemudian, Richard Preston diundang ke sebuah konferensi dengan para pakar membahas “bioterorisme”.
Sejak itu, teror, perang, dan wabah berkelindan dalam politik—setidaknya menurut Patrick Zylberman, guru besar sejarah kesehatan masyarakat di École des Hautes Études en Santé Publique (EHESP) di Paris. Di tahun 2013, bukunya, Tempêtes microbiennes (Badai Mikroba), terbit. Di sana ia mengingatkan bahwa istilah sécurité sanitaire, “keamanan di bidang kesehatan”, sécurité humaine, “keamanan hidup manusia” atau biosécurité, menunjukkan anggapan…
Keywords: Covid-19, PPKM, Pandemi, Demokrasi, Senjata Biologis, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…