Taman Dan Sebuah Konflik

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-01-22 / Halaman : / Rubrik : TER / Penulis :


TAMAN seharusnya menjadi sebuah tempat istirahat. Taman seyogianya menjadi tempat yang meneduhkan hati. Seseorang mampir dan duduk di sebuah bangku taman umumnya untuk rehat sejenak—melepas lelah dan mencari ketenangan. Namun ternyata taman di sebuah kota seperti Jakarta bukan tempat yang bisa mendatangkan kebahagiaan. Ia justru menjadi sumber ketegangan dan konflik. Ini adegan Petang di Taman, naskah drama populer Iwan Simatupang.
Naskah itu kerap dimainkan di mana-mana. Namun, di tangan Iwan Burnani Toni, naskah ini secara menarik mendapat “kebaruan” dengan ditayangkan dalam format layar lebar, sebagaimana kita menonton bioskop. Selama masa pandemi Covid-19, kita melihat banyak pentas teater yang ditayangkan di YouTube. Tapi sensasi yang terasa memang berbeda bila melihat teater ditampilkan di layar perak dan ditonton langsung. Belum pernah yang demikian dicoba di sini.
Tayangan teater itu gabungan antara scene di luar dan di atas panggung. Film didahului dengan adegan outdoor tiga tokoh, lelaki setengah baya (diperankan Joind Bayuwinanda), lelaki tua (Taslim Idrus), dan pemuda (Ade Bilal), di jalanan Jakarta. Lelaki setengah baya berjaket Levi’s lusuh itu menyeberang dan kemudian menyusuri rel kereta, sementara si lelaki tua mengendarai sepeda antik. Kamera mengikuti kayuhannya. Di sebuah tikungan, dompetnya jatuh. Seorang pemuda meraih dompet itu dan berusaha mengejar sepeda tersebut dengan terengah-engah.

Taslim Idrus saat menjalani proses syuting di luar studio. Dok. Citrus Sinema
Ternyata sepeda itu mengarah ke sebuah taman. Begitu pula langkah lelaki berjaket Levi’s dekil tersebut. Taman itu bukan taman betulan, melainkan panggung Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, yang oleh perupa Mas Padhik ditata bak sebuah taman. Di situ 95 persen adegan berlangsung. Dinding bagian belakang panggung dibuka membentuk lorong. Dari situ sepeda masuk ke panggung. Transisi antara adegan outdoor…

Keywords: FilmPentas SeniSeniman TeaterTaman Ismail MarzukiIwan Simatupang
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…