Aprobi: Biodiesel Bukan Penyebab Gejolak Harga Minyak Goreng
Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-02-19 / Halaman : / Rubrik : IT / Penulis :
Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) angkat bicara mengenai polemik yang menyebutkan produksi biodiesel sebagai penyebab gejolak harga minyak goreng belakangan ini. Tersedotnya pasokan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) oleh program B30 dituding telah menyebabkan harga minyak goreng melambung hingga menembus Rp 20 ribu per liter.
Menanggapi pendapat tersebut, Ketua Umum Aprobi, M.P. Tumanggor, menegaskan bahwa kebutuhan CPO untuk pembuatan biodiesel tidak akan menganggu pasokan untuk minyak goreng, begitu pula sebaliknya. Menurut dia, kebutuhan CPO untuk minyak goreng dan makanan sepanjang 2021 hanya sekitar 8,5 juta ton.
Sedangkan kebutuhan CPO industri oleokimia sebesar 1,7 juta ton dan industri biodiesel 8,17 juta ton. Sehingga jika dijumlahkan penyerapan domestik minyak sawit mentah hanya sekitar 18,37 juta ton per tahun. “Padahal produksi minyak sawit mencapai 46,88 juta ton per tahun. Terlihat bahwa kebutuhan produksi biodiesel tidak mengganggu produksi minyak goreng,” ucap Tumanggor.
M.P. Tumanggor, Ketua Umum Aprobi
Menurut dia, Indonesia adalah negara penghasil CPO terbesar di dunia dengan luas lahan perkebunan sekitar 15 juta hektare. “Hasilnya mencapai 47 juta ton pada 2021,” ujarnya.
Mengacu pada data tersebut, ia menepis analisis yang menyebutkan penyerapan CPO oleh biodiesel sebagai biang keladi kenaikan harga minyak goreng. Tumanggor menuturkan, harga minyak makan dari bahan sawit, minyak biji rapa, minyak kedelai, maupun minyak biji bunga matahari naik di seluruh dunia karena perubahan iklim.
Organisasi Pangan dan…
Keywords: inforial, 
Rp. 15.000
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
S
I
P