Ruang Nongkrong Di Gedung Tua

Edisi: Edisi / Tanggal : 2022-03-05 / Halaman : / Rubrik : GH / Penulis :


DUDUK di sebuah kursi di beranda Pos Bloc, Jakarta Pusat, Rifki Abdul Aziz asyik menatap layar telepon selulernya. Selasa malam, 22 Februari lalu, ia pertama kali nongkrong di bangunan cagar budaya yang dulu bernama Post en Telegraaf itu. Sebelum bersantai di beranda, Rifki dan kawannya mencicipi makanan yang dijual di sana. “Unik, ada gedung tua yang bisa menjadi tempat nongkrong,” tutur Rifki, 28 tahun.
Pos Bloc diresmikan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir pada 10 Oktober 2021. Terdapat 26 gerai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bangunan itu. Mereka berjualan aneka makanan dan minuman serta sandal dan pakaian. Di gedung itu juga terdapat studio foto dengan konsep jadul.
PT Ruang Kreatif Pos, perusahaan patungan antara PT Radar Ruang Riang dan PT Pos Properti Indonesia, merenovasi Gedung Filateli Jakarta itu dan mengubahnya menjadi ruang kreatif. PT Radar Ruang Riang pula yang membangun ruang kreatif M Bloc Space dengan memanfaatkan bekas perumahan karyawan dan gudang tempat produksi uang milik Percetakan Uang Republik Indonesia di Blok M, Jakarta Selatan.

Pengunjung di The Hallway, Pasar Kosambi, Bandung, 3 Maret 2022. TEMPO/Prima mulia
Suasana bangunan kuno sangat terasa begitu memasuki Pos Bloc. Lantai great hall masih beralas marmer. Rangka atapnya berbahan kayu dan jendela berbentuk persegi panjang terdapat di bagian atas dekat dengan atap. Di great hall juga terdapat tribun berbahan kayu. Tempat duduk tersebut kerap digunakan pengunjung untuk nongkrong dan berswafoto.
Great hall diapit dua taman yang disebut taman timur dan barat. Di taman timur terdapat sebuah prasasti dari batu dan marmer bertulisan “Amanat Pahlawan” bertanggal 27 September 1959.
Marketing and sales executive PT Ruang Kreatif Pos, Meidyana Ayuningtyas, menyebutkan renovasi Gedung Filateli menjadi Pos Bloc dilakukan sejak Mei 2021. Sebelum perbaikan dimulai, Ruang Kreatif berkoordinasi dengan tim cagar budaya dan sejarawan karena gedung tersebut tergolong cagar budaya. “Renovasinya sekitar tiga bulan saja karena kami hanya merapikan dan menambahkan tanpa mengubah struktur bangunan aslinya,” ujarnya kepada Gangsar Parikesit dari Tempo.
Pengelola mengganti dan menambahkan sejumlah lampu agar ruangan lebih terang. Beberapa sekat dibuat sebagai pembatas antargerai. Taman bagian barat yang sudah ada dirapikan dengan ditambahi tanaman, lampu, dan tempat duduk.
Meidyana mengatakan masih ada material bangunan yang belum lengkap saat pihaknya merenovasi Gedung Filateli, seperti kaca warna-warni atau biasa disebut kaca patri yang terdapat di bagian atas pintu depan great hall. Ada beberapa bagian yang bolong di jendela itu. “Susah mencari kaca patrinya karena kami harus mengembalikan ke bentuk dan warna aslinya,” tuturnya.
Untuk menarik minat pengunjung, pengelola Pos Bloc bekerja sama dengan beragam komunitas, di antaranya Yoga Gembira dan komunitas pound fit atau olahraga cardio jam session yang terinspirasi permainan drum seperti Suka Pound dan Pound with Micin. Acara hiburan juga digelar dengan kerja sama sejumlah musikus.
Menurut Meidyana, beragam acara yang diadakan bersama komunitas bisa menarik pengunjung. Pada hari kerja, jumlah pengunjung rata-rata lebih dari 1.000. Sedangkan pada akhir pekan, jumlahnya bisa mencapai 3.000. “Karena komunitas ini kan punya massa dan saat mereka datang ke sini…

Keywords: Cagar BudayaPos BlocTempat NongkrongKedai KopiBangunan Tua
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

T
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02

Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…

A
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06

Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…

I
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01

Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…